SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
( STKIP – PGRI ) PONTIANAK
Jl.
Ampera Kota Baru Pontianak Telp./ Fax : ( 0561 ) 748219 / 6589855
UJIAN
AKHIR SEMETER GANJIL T.A 2012/2013
Dosen : Siswandi, M.Pd
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Sosial
Semester / Kelas : I / A dan B Sore
Hari / Tanggal : Sabtu, 2 Februari 2013
Jumlah Peserta : 100 Mahasiswa
Petunjuk
mengerjakan soal:
1. Berdo’alah
sebelum memulai suatu pekerjaan !
2.
Isilah identitas mahasiswa dan Mata
Kuliah dengan lengkap !
3.
Jawablah soal – soal file-nya dicopy ke
CD/Flash Dish
4.
Jawaban boleh dikerjakan mulai dari yang
dianggap mudah terlebih dahulu.
5.
Urutkan jawaban UAS sesuai dengan nomor
urut Absen/daftar hadir dan masukkan kedalam amplop yang telah disediakan.
6.
Jumlah soal ada 5, dan masing – masing
memiliki bobot 20.
7.
Bentuk ujian Take Home.
SOAL –
SOAL UJIAN :
1.
Masyarakat dan kebudayaan meliputi :
hubungan masyarakat dan kebudayaan, pengertian dan unsur – unsur kebudayaan,
jelaskan !
2.
Modernisasi masyarakat meliputi :
pendorong dan persyaratan modernisasi, teori – teori modernisasi, jelaskan !
3.
Masyarakat perkotaan dan masyarakat
pedesaan meliputi : aktivitas keagamaan, pekerjaan, kegiatan sosial lainnya,
jelaskan !
4.
Proses perubahan sosial masyarakat dalam
mempersiapkan generasi muda meliputi : pendidikan nilai dan sikap. Pendidikan
agama, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan formal, jelaskan dan berikan
contohnya !
5.
Masalah sosial dalam pertumbuhan dan
perkembangan penduduk meliputi Kependudukan, ledakan penduduk,
urbanisasi,migrasi, jelaskan !
6.
Jelaskan dampak negatif dari ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari !
Jawaban
– Jawaban Ujian :
1. A.
Hubungan masyarakat dan kebudayaan !
Kebudayaan
mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat di tentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilahnya adalah “cultural-determinism”. Hubungan antara penduduk,
masyarakat, dan kebudayaan yaitu penduduk menyebabkan terjadinya masyarakat dan
masyarakat memiliki kebudayaan masing-masing. Ketiga hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia.
Pertumbuhan
penduduk yang makin cepat mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang
meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Berbeda
dengan makhluk lain, manusia mempunyai kelebihan dalam kehidupannya. Manusia
dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan
akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayan rohaniah
maupun kebudayaan kebendaan.Akibat dari perkembangan kebudayaan ini, telah
mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penduduk
masyarakat dan kebudayaan merupakan konsep-konsep yang satu sama lain sangat
berdekatan dan berhubungan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu
dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di
wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya
sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk
karena penduduk.
Demikian
pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal,
hubungan dua yang satu dalam arti bahwa kebudayaan merupakan hasil dari suatu
masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Tetapi juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak
didukung oleh kebudayaan. Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan inipun juga
merupakan suatu hubungan yang saling menentukan.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu
penduduk masyarakat yang terlahir secara turun temurun dari suatu daerah atau
negara. Kebudayaan diantara lain adalah berupa kepercayaan, adat istiadat,
kesenian, moral, nilai-nilai serta norma-norma, dan sebagainya.
B.
Pengertian dan Unsur – Unsur Kebudayaan
Pengertian
Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Jadi, secara umum pengertian kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Unsur – Unsur Kebudayaan
Unsur Kebudayaan adalah istilah lain
dari komponen-komponen pokok yang menjadi pembentuk suatu kebudayaan. Kebudayaan
secara garis besar dapat di definisikan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa
manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan masyarakat.
Cipta
adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah
kemampuan indra yang mendorong manusia
unuk mengembangkan rasa keindahan yang melahirkan karya-karya seni yang
agung. Karsa adalah kehendak manusia terhadap adanya kesempurnaan hidup,
kemuliaan dan kebahagiaan.
Berdasarkan
pengertian dan definisi diatas tentang kebudayaan, maka dapat diketahui bahwa
secara umum kebudayaan memiliki 7 unsur penting yang menjadi komponen pokok
pembentuk kebudayaan, yaitu:
·
Unsur
peralatan dan erlengkapan hidup, seperti : rumah, pakaian, kendaraan, dll
·
Unsur mata
pencaharian / sistem ekonomi, seperti pegawai, petani, buruh, dll
·
Unsur sistem
kemasyarakatan, yang meliputi: hukum, kekerabatan, perkawinan, dll
·
Unsur bahasa
baik lisan maupun tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi
·
Unsur
Kesenian, seperti seni tari, seni musik, seni rupa, dll
·
Unsur Ilmu pengetahuan
dan teknologi, seperti: pengetahuan alam, perbintangan, pertambangan, komputer,
dll
·
Unsur agama
dan kepercayaan
2. Modernisasi
masyarakat
A. Pendorong
dan Persyaratan moderenisasi.
Pendorong
Modernisasi
a. Adanya
Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan
kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.
Penemuan-penemuan
baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan
antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong
pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b. Sistem
pendidikam formal yang maju
Pendidikan
memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan
mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan
memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya
dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c. Sikap
menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan
terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih
baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin untuk menghasilkan karya-karya lain
yang mendorong modernisasi.
d. Sistem
Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem
terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih
luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status
sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan
kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya dalam
pengembangan teknologi ke arah yang lebih modern.
e. Orientasi
ke Masa Depan
Pemikiran
yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir
maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan
dan tuntutan zaman yang semakin modern.
Persyaratan Modernisasi
a. Cara
berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
b. Sistem
administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
c. Adanya
sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga
atau badan tertentu.
d. Penciptaan
iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat-alat komunikasi massa.
e. Tingkat
organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain
pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
f. Sentralisasi
wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
B. Teori
– Teori Modernisasi
a. Wilbert
E Moore yang menyebutkan modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama
yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial
kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang
stabil.
b. J
W School, modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat
dalam segala aspek-aspeknya.
3. Masyarakat
Perkotaan dan Pedesaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community yang memiliki gaya hidup yang jauh
berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Masyarakat
kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Terdapat
spesialisasi dari variasi pekerjaan.
b. Penduduknya
padat dan bersifat heterogen.
c. Norma-norma
yang berlaku tidak terlalu mengikat.
d. Kurangnya
kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menrun.
Sementara
itu, masyarakat pedesaan adalah masyarat desa/ pedesaan adalah masyarakat yang
dimana hukum tempat mereka bertempat tinggal / bermukim menjadi suatu kesatuan seolah-olah
wilayah mereka tersebut menjadi pemerintahan sendiri. Masyarakat pedesaan
ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa,
yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang sangat kuat yang
hakekatnya.
Adapun
yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
a. Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
b. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
c. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
Jadi dari beberapa ciri – ciri diatas dapat disempulkan beberapa perbedaan antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan, diantaranya adalah :
a. Kehidupan
beragama yang berkurang akibat dari pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi,
b. Sikap
individualisme yang sangat menonjol karena sebagian besar masyarakat perkotaan
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain,
c. Peluang
yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan latar belakang
pendidikan,
d. Sebagian
besar interaksi antar individu yang terjadi lebih sering dilakukan karena
faktor keperluan / kepentingan yang dianggap dapat mendatangkan keuntungan,
bukan karena keinginan pribadi untuk silaturahmi.
4. Proses
perubahan sosial masyarakat dalam mempersiapkan generasi muda meliputi :
pendidikan nilai dan sikap, pendidikan agama, pendidikan kecakapan hidup, dan
pendidikan formal.
Pendidikan
Nilai dan Sikap
Didalam
proses perubahan sosial masyarakat dalam mempersiapkan generasi muda, pada saat
ini seperti yang kita tahu bahwa sikap ( afektif ) erat kaitannya dengan nilai
yang dimiliki seseorang. Sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki.
Oleh karenanya, pendidikan sikap pada dasarnya adalah pendidikan nilai.
Nilai
adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang bersifat
tersembunyi, tidak berada dalam dunia empiris. Nilai berhubungan dengan
pandangan seseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah, layak dan
tidak layak, adil dan tidak adil, dan lain sebagainya. Pandangan seseorang
tentang semua itu tidak tidak bisa diraba, kita hanya mungkin dapat
mengetahuinya dari prilaku yang bersangkutan.
Oleh
karena itulah nilai pada dasarnya standar prilaku, ukuran yang menentukan atau
kriteria seseorang tentang baik dan tidak baik, indah dan tidak indah, layak
dan tidak layak, dan lain sebagainya, sehingga standar itu yang akan mewarnai
prilaku seseorang. Dengan demikian, pendidikan nilai pada dasarnya proses
penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan oleh karenanya siswa dapat
berprilaku sesuai dengan pandangan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku. Contohnya : Pendidikan Konsiderasi, Pendidikan
Pengembangan Kognitif
Pendidikan Agama
Didalam
proses perubahan sosial masyarakat dalam mempersiapkan generasi muda, seperti
yang kita tahu sekarang ini, banyak sekali generasi – generasi muda yang seolah
– seolah tidak mempunyai agama. Agama hanya sebagai identitas diri mereka,
agama tidak dipahami, tidak diamalkan, dan tidak dipraktekkan dalam kehidupan
sehari – hari. Agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya. Oleh karena itu, untuk membentuk suatu generasi muda
untuk mendukung perubahan sosial masyarakat, pendidikan agama sangat penting
untuk diajarkan kepada para generasi muda, karena dengan agama yang kuat serta
pemahaman dan pengamalan yang seimbang, maka mental dan perilaku generasi muda
pasti cendrung bertindak ke arah yang positif. Contohnya : Pondok Pesantren,
TPA/TPQ
Pendidikan
Kecakapan Hidup
Didalam
proses perubahan sosial masyarakat dalam mempersiapkan generasi muda, seperti
yang kita tahu bahwa pendidikan kecakapan hidup adalah kecakapan-kecakapan yang
secara praksis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam
persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap
yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang
berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi
tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.
Pendidikan
Kecakapan Hidup (life skills) secara lebih luas tidak hanya sekedar
keterampilan bekerja, apalagi sekedar keterampilan manual.
Pendidikan
kecakapan hidup merupakan konsep pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan
warga belajar agar memiliki keberanian dan kemauan menghadapi masalah hidup dan
kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara kreatif menemukan
solusi serta mampu mengatasinya. Jadi pendidikan kecakapan hidup sangatlah
penting untuk diajarkan kepada generasi muda, karena tidak semua generasi muda
mampu mengikuti pendidikan yang layak sebagaimana mestinya, karena ada beberapa
alasan mengapa mereka tidak bisa mendapat pendidikan yang layak dengan
semestinya. Contoh pendidikan kecakapan hidup adalah kegiatan intra / ekstrakurikuler
untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan karakteristik,
emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya
menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada.
Pendidikan Formal
Didalam
proses perubahan sosial masyarakat dalam mempersiapkan generasi muda,
pendidikan formal sangatlah berpengaruh, seperti yang kita tahu bahwa
pendidikan formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab
I Poin 1. Jadi pendidikan formal merupakan pendidikan yang paling umum yang
didapat oleh para generasi muda dalam mendukung proses perubahan sosial
masyarakat. Contoh pendidikan formal adalah SD, SMP/MTs, SMA/SMK, dsb.
5. Masalah
sosial dalam pertumbuhan dan perkembangan penduduk meliputi Kependudukan,
ledakan penduduk, urbanisasi, migrasi !
Kependudukan
Kependudukan
merupakan masalah sosial yang sudah sering kita dengar sekarang ini. Masyarakat yang tinggal atau mendiami
suatu wilayah tertentu disebut penduduk. Jumlah penduduk yang mendiami suatu
wilayah menentukan padat tidaknya di wilayah tersebut. Adapun beberapa faktor,
yang menjadikan kependudukan ini menjadi salah satu masalah sosial adalah
sebagai berikut : persebaran penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang
begitu besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, kualitas penduduk rendah, rendahnya
pendapatan per kapita, tingginya tingkat ketergantungan, kepadatan penduduk.
Ledakan
Penduduk
Ledakan
Penduduk merupakan salah satu masalah sosial yang mungkin bahkan sudah menjadi
ancaman terbesar dalam masa sekarang ini. Ledakan penduduk yaitu keadaan
penduduk yang laju pertumbuhannya cepat sebagai akibat dari tingkat kelahiran
yang tinggi sedangkan tingkat kematian menurun secara tajam. Ledakan penduduk
dapat membawa akibat komplek,seperti tumbuhnya ekonomi , standar hidup menurun,
terjadi pengangguran,berbagai fasilitas hidup menurun dan timbulnya krisis
lingkungan . Faktor-faktor penyebab
ledakan penduduk yang terjadi di Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut :
tingkat kematian yang menurun, tingkat kelahiran yang tinggi, adanya kawin
dalam usia muda, adanya keyakinan pada sebagian masyarakat ’banyak anak banyak
rezeki’. sikap religi, dimana anak merupakan anugerah Tuhan, faktor wanita
masih sebagai tenaga di rumah.
Dengan
melihat faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan penduduk, maka saya dapat
menarik kesimpulan bahwa ledakan penduduk terjadi apabila tingkat kelahiran yang
tinggi sedang tingkat kematian menurun secara tajam, sehingga laju pertumbuhan
penduduk cepat dan tidak menutup kemungkinan ini sangatlah menjadi masalah
sosial.
Urbanisasi
Salah
satu penyebab masalah sosial dalam pertumbuhan dan perkembangan penduduk adalah
urbanisasi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya. Adapun beberapa faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan
urbanisasi adalah sebagai berikut :
a. Penarik
Urbanisasi
Ø Kehidupan
kota yang lebih modern
Ø Sarana
dan prasarana kota lebih lengkap
Ø Banyak
lapangan pekerjaan di kota
Ø Pendidikan
sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
b. Pendorong
Urbanisasi
Ø Lahan
pertanian semakin sempit
Ø Merasa
tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
Ø Menganggur
karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
Ø Terbatasnya
sarana dan prasarana di desa
Ø Diusir
dari desa asal
Ø Memiliki
impian kuat menjadi orang kaya
Setiap
perbuatan pasti akan mendapat efek positif dan efek negative, ada keuntungan
dan ada kerugian, berikut merupakan keuntungan dan akibat dari urbanisasi :
a.
Keuntungan
Urbanisasi
Ø Memoderenisasikan
warga desa
Ø Menambah
pengetahuan warga desa
Ø Menjalin
kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
Ø Mengimbangi
masyarakat kota dengan masyarakat desa
b.
Akibat Urbanisasi
Ø Terbentuknya
tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran
kota
Ø Makin
meningkatnya tuna karya
Ø Masalah
perumahan yangg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
Ø Lingkungan
hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
Jadi,
dapat saya simpulkan bahwa urbanisasi ini merupakan masalah sosial yang sangat
serius, meskipun urbanisasi ini juga menimbulkan keuntungan, tetapi efek
negative yang akan dirasakan juga sangat banyak.
Migrasi
Tidak
berbeda dengan masalah – masalah sosial yang lain, migrasi juga merupakan salah
satu masalah sosial yang lembat laun akan menjadi masalah serius untuk
ditangani. Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk
ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun
internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas
penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas
administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Migrasi
bisa dikatakan masalah sosial karena migrasi merupakan salah satu perpindahan
penduduk ketempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi
dengan tujuan menetap. Saya menyimpulkan, jika seorang warna dari negara A, dia
mempunyai SDM yang bagus, tapi dinegara asalnya tidak mendapat pekerjaan yang
layak, lalu dia memutuskan untuk pindah, menetap, dan mencari pekerjaan di
negara B, ini merupakan suatu kerugian untuk negara A, karena selayaknya orang
– orang yang mempunyai skill, keterampilan, dan bakat layak mendapatkan
pekerjaan yang layak untuk dirinya di negaranya, agar SDM yang dia miliki,
berguna untuk negara asalnya.
6. Dampak
negatif dari IPTEK dalam kehidupan sehari – hari
IPTEK
adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan teknologi, teknologi adalah cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal
sehingga menggunakan teknologi. IPTEK dalam Kehidupan Sehari-hari tanpa
disadari untuk beraktifitas melakukan pekerjaan sehari-hari mulai pagi dari
rumah kesekolah dan kembali kerumah, kita menggunakan IPTEK. Sejak zaman dahulu
kala, seperti memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah
sebagai teknologi sederhana, kita sudah menggunakan IPTEK. Tapi disini, apakan
kita tahu bahwa adakalanya IPTEK membawa keuntungan untuk kita, tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa IPTEK juga akan menimbulkan dampak negatif bagi kita.
Berikut ini, beberapa dampat negatif dari IPTEK dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut :
A. Dampak
IPTEK bagi Sosial & Psikologis
a. Ketergantungan
b. Kekejaman
dan kesadisan ( Violence and Gore )
c. Pornografi
d. Perilaku
antisosial (Antisocial Behavior )
e. Hilangnya
budaya Tradisional
f. Banyak
menimbulkan berbagai kerusakan
B. Dampak
Teknologi Informasi Bagi Pendidikan
a. Mempengaruhi
pola berpikir
b. Malas
belajar dan mengerjakan tugas
c. Perubahan
Tulisan Tangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar