RESUME
Revolusi Bolshevick ( Revolusi Oktober ) Di Rusia
Oleh : Agus Rasiwan
Masa Nicolai II
Nikolai II merupakan pewaris tahta terakhir dari
Dinasti Romanov. Ia menggantikan ayahnya Aleksander III, saat itu ia berusia 26
tahun, namun dibebani dengan masalah dalam negeri maupun luar negeri. Sementara
pergerakan revolusi semakin gencar dilakukan menentang sistem monarki Rusia
berabad-abad lamanya yang menginginkan perubahan yang fundamentalis. Masalah
luar negeri disibukan dengan perang melawan Jepang guna memperebutkan Korea dan
China beserta Port-Arthur. Jatuhnya Nikolai karena kepemimpinan yang lemah dan
pengaruh Permaisuri yang masih keturunan bangsawan Jerman. Nikolai II akhirnya
mundur dari tahta kekaisaran Rusia pada tanggal 2 Maret 1917 sebagai akibat
dari Revolusi Februari 1917, dan meninggal bersama keluarganya dalam
pembantaian massal oleh kaum Bolshevik di tempat penahanannya di Yekateriburg
tanggal 16 Juli 1918.
Revolusi Bolshevick
Revolusi Bolshevik atau yang dikenal juga dengan
sebutan Revolusi 25 Oktober 1917 adalah Revolusi yang dilakukan oleh pihak
komunis Rusia dibawah pimpinan Vladimir Lenin yang berpusat di Di Petrograd
yang sebelumnya adalah kota St Petersbug atau Leningrad.
Revolusi 25 Oktober pada tahun 1917 dipicu oleh
kombinasi keruntuhan ekonomi, perang saudara, dan ketidak-puasan terhadap
sistem pemerintahan otokratis. Bersatunya kaum liberal dan moderat sosialis,
berhasil merebut kekuasaan dari dominasi kekaisaran pada revolusi yang pertama,
Februari 1917. Akan tetapi tidak lama, terjadi perebutan kekuasaan oleh komunis
Bolshevik pada 25 Oktober 1917. Dukungan kaum buruh makin memudahkan kaum
komunis Bolshevik menggulingkan Tsar Nikolas II dari Rusia dan mengakhiri
sistem monarki yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya.
Latar Belakang
Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya Revolusi Bolshevick adalah sebagai berikut :
a.
Perang
Rusia-Jepang (1904-1905)
Perang tersbut disebabkan berlainan
kepentingan kedua Negara dalam beberapa hal. Dari segi politik kedua Negara
memperebutkan pengaruh di Cina dan Korea, Rusia menginginkan ekspansi ekonomi
ke Manchuria. Juga Rusia menginginkan untuk menyewa semenanjung Laodung dan
Port-Arthur. Perang ini juga dilakukan Nikolai II untuk mengalihkan perhatian
masyarakat domestic Rusia sejalan dengan pergerakan revolusi yang tengah
terjadi. Terbunuhnya Jendral Kondratenko yang merupakan tulang punggung
pertahanan Port-Arthur terbunuh pada tanggal 2 Desember 1904. Juga tenggelamnya
kapal tempur kebanggaan Rusia yaitu “Varyag” dan terbunuhnya komandan Armada
Pasifik yaitu Stevan Makarov bersama kapalnya “Petropavlosk” serta kekalahan
skuadron II Pasifik di pulau Tsusima. Perang diakhiri dengan perjanjian damai
di Portsmouth di Amerika Serikat tanggal 5 September 1905. Isi perjanjiannya
adalah Rusia mengembalikan Manchuria kepada Cina, mengakui kekuasaan Jepang di
Korea. Rusia juga harus merelakan dilepasnya semenanjung Kwangtung dan
Port-Arthur serta bagian selatan pulan Sakhalin kepada Jepang dan membayar
ganti rugi rampasan perang kepada Jepang. Hal ini berpengaruh terhadap Rusia
sendiri dan gerakan revolusi semakin gencar digerakan.
b.
Perang Dunia I (
1914-1918 )
Latar
belakang Rusia ikut andil dalam Perang Dunia I adalah berpartisipasi dalam kancah
politik internasional serta Rusia sebagai bangsa Slav menjadi pendorong kuat
terjun dalam Perang, hal ini terlihat dengan dukungan terhadap Serbia. Pada kahir
tahun 1915 Rusia mengalami tekanan yang sangat berat dari serangan Jerman ke
arah Timur yang mengakibatkan Rusia kehilangan Polandia, sebagian Baltik, Ukraina
dan Belorusia. Akhir dari Rusia dalam perang dunia I oleh penguasa Bolshevik
yang mana penguasa Petrogard menyerukan perdamaian. Perjanjian Brestk pada
tahun 1918 mengakhiri keterlibatan Rusia dari Perang Dunia I.
c.
Perkembangan
Marxisme
Latar
belakang Rusia ikut andil dalam Perang Dunia I adalah berpartisipasi dalam kancah
politik internasional serta Rusia sebagai bangsa Slav menjadi pendorong kuat
terjun dalam Perang, hal ini terlihat dengan dukungan terhadap Serbia. Pada kahir
tahun 1915 Rusia mengalami tekanan yang sangat berat dari serangan Jerman ke
arah Timur yang mengakibatkan Rusia kehilangan Polandia, sebagian Baltik, Ukraina
dan Belorusia. Akhir dari Rusia dalam perang dunia I oleh penguasa Bolshevik
yang mana penguasa Petrogard menyerukan perdamaian. Perjanjian Brestk pada
tahun 1918 mengakhiri keterlibatan Rusia dari Perang Dunia I.Pergerakan
revolusioner dimotori oleh kaum revolusioner dari berbagai kalangan, yang
kemudian dikenal dengan Baznochinsty. Kaum intelegensia terdiri dari akfitis mahasiswa,
petani, sampai kelas-kelas pekerja perkotaan bahkan kelompok tennis minoritas
dalam kekaisaran Rusia.
d.
Naikny Rezim
Bolshevick
Bolshevik
merupakan fraksi terbesar dalam Partai Pekerja Sosial Demokrat yang kemudian
memisahkan menjadi partai tersendiri menjadi RSDRP (B) B artinya ialah
Bolshevik. Sandaran ideology dan politik laum Bolshevik adalah Marxisme dan
ajaran Lenin, namun keyakinan Kaum Bolshevik bahwa pertentangan sosial yang tak
terdamaikan yang terjadi di Rusia merupakan hal yang harus terjadi dan revolusi
merupakan sesutau yang mutlak. Diyakini pula bahwa pentingnya periode transisi
dari kapitalisme ke sosialisme dimana diktatur proletariat merupakan syarat
wajib bagi masa transisi tersebut. Revolusi bulan Februari merupakan kemenangan
kaum borjuis, maka revolusi Ontober 1917 merupakan kemenangan kaum Bolshevik.
Namun revolusi kaum Bolshevik mendapat perlawanan dari berbagai golongan
seperti pasukan Yungker (pasukan elit Negara) dan unit kekuatan militer,
e.
Terbentuknya
RSFSR (Republik Sosial Federasi Rusia)
Dalam
Sidang III Dewan Pekerja, Militer dan Petani di Petrograd, kaum Bolshevik meresmikan
berdirinya Negara Republik Soviet Rusia yang telah diproklamirkan pada tanggal
7 Januari 1917 dan mengubah namanya menjadi RSFSR (Republik Soviet Sosialis
Federasi Rusia). Kemudian Bolshevik menyusun kebijakan berupa nasionalisasi
perbankan-indsutri, pembentukan kontrol pekerja dan pembagian kerja sebagai
langkah persiapan nasionalisasi seluruh industri dan perdagangan, pembentukan
monopoli pemerintah dalam pembentukan perdagangan luar negeri. Juga penyitaan
tanah-tanah milik tuan tanah, nasionalisasi seluruh anah, dan yang lebih
penting adalah mengejar ketertinggalan ekonomi Negara dengan cara memacu perkembangan
kekuatan produksi.
Konstitusi
juga dibentuk berupa diktatur proletariat yang ebertujuan penghancuran Burjuasi
dan penghentian penindasan manusia oleh manusia dan perwujudan sosialisme,
dimana tidak ada lagi perbedaan kelas dan tidak ada lagi kekuasaan Negara.
f.
Perang Saudara (
1918-1920 )
Peristiwa ini dipicu
oleh perbedaan dalam memandang situasi dalam neger, yang menimbulkan adanya
polarisasi kekuasaan yatu kubu Merah (Bolshevik) dan kubu Putih (kelompok
sosialis lainnya). Yang akhirnya memecah rakyat (petani) dan mengombang-ambing
dalam pemihakan masing-masing. Hal in diperkeruh dengan masuknya intervensi
asing guna menghancurkan sarang revolusi dan upaya mengembelikan kapitaslisme
ke Rusia.
Kronoligis Revolusi
Gerakan revolusi pertama yang menentang kekuasan
Tsar adalah Pemberontakan Desembris tahun 1825. Gerakan in melibatkan para
perwira muda yang mengadakan perlawanan di alun-alun kota StPetersburg dan
gerakan ini berhasila ditumpas. Gerakan Desembris ini gagal karena tidak
mendapatkan dukungan massa dan terlalu kebarat-baratan. Ajaran Karl Marx
berperan dalam revolusi yang terjadi, karena ajarannya sesuai denga kondisi
pada masyarakat Rusia. Georgy Plekhanov dia mendirikan kelompok Marxis bernama
Pembebasan Pekerja di Jenewa tahun 1883. Bahwa perkembangan kapitalisme di
Rusia akan melahirkan sebuah proletariat dan justru kelas inilah yang akan
memimpin revolusi. Ramalan Plekhanov terbukti ketika terjadi perkembangan industri
akan mengambil bagian dalam memimpin revolusi tahun 1905 dan tahun 1917. Gelombang
revolusi menuntut perubahan Negara secara radikal. Penggulingan otokrasi dan
pembentukan demokrasi, serta penghapusan struktur kelas bangsawan terbagi dalam
tiga gelombang :
Gelombang pertama (9 Januari- September 1905) adanya
pemogokan dan demonstrasi di berbagai kota dan terbentuknya Dewan Perwakilan
Pekerja di kota Ivanovo Voznesensk. Serta peristiwa minggu berdarah tanggal 9
Januari 1905 terjadi ketika 140 ribu pekerja St Petersburg yang mengadakan aksi
damai di Istana Musm Dingin (Winter Palace) untuk menyampaikan petisi kepada
Tsar, namun dibalas dengan tembakan pasukan tentara kerajaan.
Pemogokan Umum Oktober 1905 (pemogokan seluruh
Rusia) yang diikuti sekitar 3 juta pekerja. Terbentuknya dewan-dewan pekerja,
dewan tentara yang menuntut diberlakukannya hak demokrasi dan kebebasan, termasuk
pemberlakuan 8 jam per hari kerja. Hal ini mendorong pemerintah mengeluarkan
Manifesto 17 Oktober sebagai jawaban dari tuntutan masyarakat. Manifesto ini
menunjukan adanya keseimbangan kekuatan pemerintah dengan kaum revolusioner
namun kekuasan Tsarisme masih berdir Kaum Menshevik menilai bahwa revolusi
telah mencapai apa yang diinginkan.
Kemudian mereka menyerukan dihentikannya pemogokan
massal tersebut. Kaum borjuis menengah bersama kaum intelegensia membentuk
partai “Kebebasan rakyat’ yang dikenal dengan sebutan kadet. Mereka menuntut
perubahan demokratis dalam rangka sistem monarki parlementer. Ada perlawanan
menentang gerakan revolusi yaitu Pyotr Stolypin yang menjabat sebagai Ketua
Dewan Menteri merangkap sebagai Mendagri. Dengan gigih mempertahankan tatanan
monarkhi Rusia ditengah arus gerakan revolusioner yang terjadi. Pyotr lalu
mengeluarkan reformasi agraria yang bertumpu pada kekuatan petani kaya (kulak)
di pedesaan. Petani-petani kaya ini tumbuh dari kalangan non bangsawan yang
berhasil memerdekakan diri dan menjadi kelas baru dalam masyarakat Rusia. Namun
reformasi ini mengalami kegagalan setelah Stolypin terbunuh pada tahun 1911. Revolusi
Februari 1917 ini telah mengakhiri kekuasaan monarki Rusia, memutus kekuasan garis
keturunan Dinasti Romanov, dan memberikan dasar bagi kehidupan yang lebih
demokratis.
Revolusi ini
dipicu pada tanggal 22 Februari mengenai pemberhentian sekitar 30 ribu pekerja
Petrograd yang menimbulkan reaksi begitu keras sehingga pada tanggal 23 sampai
25 Februari terjadi pemogokan besarbesaran. Tentara yang ditugaskan
menghentikan pemogokan tersebut berbalik memihak para demonstran. Tanggal 2
Maret 1917, Tsar Nikolai II mengundurkan diri dari tahta Imperium Rusia dan
Negara dalam keadaa Vacum of power, maka dibentuk pemerintahan sementara, namun
ini mendapat pesaing dalam memegang pemerintahan yaitu Dewan dan Prajurit
Petrograd yang tidak mengklaim adanya pemerintahan sementara.
Namun pada tanggal 24 Juni dibentuk Pemerintahan
Koalisi dari kedua yang dipimpin Aleksander Kerensky. Pemerintahan sementara
lebih mempunyai legitimasi, namun secara rill kekuasaan dipegang oleh Soviet
Petrograd yang mempunyai dukungan luas di kalangan rakyat, juga memiliki
kekuatan bersenjata. Rencana Revolusi Oktober telah dirancang sedemikian rupa
dengan langkah pertama menguasai objek-objek vital seperti jembatan, stasiun
kereta api, pembangkti listrik, bank. Kemudian menyerang Istana Musim Dingin,
yang merupakan simbol kekuasaan pemerintah, untuk memusnahkan pemerintahan
sementara.
Pada tanggal 10 Oktober 1917 Komite Sentral RSDRP
(B) mengeluarkan resolusi pemberontakan bersenjata. Namun hal ini mendapat
tentangan oleh tokoh-tokoh komunis seperti Lev Kamenev, Grigory Zinoviov. Namun
suara mereka dapat dikalahkan oleh Lenin mengenai pentingnya pengambilan
kekuasan dengan kekuatan bersenjata. Dibentuk pula Komite Militer Revolusi
dipimpin oleh Pavel Lazimir, Kudeta Petrograd terjadi pada tanggal 25 Oktober
1917 adanya pemindahan kekuasaan dari Pemerintahan Sementara ke Komite Militer
Revolusioner.
Sejak 8 November 1917, setelah Revolusi Oktober
berhasil, Uni Soviet dipimpin oleh Vladimir Ilyich Ulyanov atau lebih dikenal
dengan Lenin (1870-1924). Pada masa kepemimpinannya, Lenin menjalankan roda
pemerintahan dengan tangan besi. Untuk merealisasikan idealismenya tentang
kekuasaan, pada Desember 1917 Lenin mendirikan Cheka atau Polisi Rahasia yang digunakan
untuk meneror lawan-lawan politiknya. Lenin dengan pemerintahan Bolsheviks-nya
tidak segan-segan untuk membunuh siapa saja yang menjadi lawannya. Lenin
sendiri mengatakan bahwa kekuasasan yang ia pegang sebagai kekuasaan
berdasarkan kekuatan dan tidak dibatasi oleh hukum apapun. Pada Juli 1918, Tsar
(Kaisar) Nicholas II dan keluarganya dihukum mati oleh kaum Bolsheviks secara
kejam. Kemudian pada 3 Maret 1918, Lenin menandatangani Perjanjian Brest-
Litovsk.
Tak lama, terjadilah perang saudara antara “tentara
putih” yang didukung oleh anggota Kerajaan Rusia (sanak-saudara Nicholas), para
pebisnis, tentara, pegawai pemerintahan, serta kaum gereja ortodoks Rusia
melawan “tentara merah” yang didukung penuh oleh kaum komunis pimpinan Lenin.
Dalam perang ini, tentara putih dibantu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang.
Akhirnya, perang saudara ini dimenangkan tentara merah pimpinan Leon Trotsky.
Pada saat itu juga terjadi tragedy kemanusiaan, kelaparan yang menghebat di
seluruh negeri. Lenin pun kemudian melakukan kejutan bagi kaum komunis, yakni
menginzinkan adanya perusahaan perusahaan milik pribadi serta toko-toko untuk
melakukan bisnis kembali, guna mengatasi keadaan ekonomi darurat. Kehidupan
Lenin berakhir di ranjang tidur akibat serangan jantung sebanyak tiga kali pada
tanggal 21 Januari 1924. Lenin meninggal sebelum propaganda komunismenya
berlanjut. Sementara itu Partai Bolsheviks berubah nama menjadi Partai Komunis Rusia.
Juga diumumkan pembentukan perdamaian yang demokratis, penghapusan kepemilikan tanah
oleh para tuan tanah, pengenalan kontrol pekerja keras atas produksi dan pembentukan
Pemerintahan Soviet. Sidang Soviet tersebut dibentuk Pemerintahan Soviet yang
diketuai oleh Lenin sebagai kepala Negara, juga dibentuk Komite Sentral
Eksekutif seluruh Rusia yang diketuai Lev Kamenev sebagai kepala pemerintahan.
Dikeluarkan pula Dekrit tentang tanah dan perdamaian.
Pengaruh Revolusi Bolsheviks
Terhadap Perkembangan Komunisme
Rusia
Sepeninggal
Lenin, terdapat tokoh komunis lain, yakni Leon Trostky. Namun, akhirnya Uni Soviet
diambil alih oleh seorang kader komunis lain yang tidak disukainya, Joseph
Stalin. Dalam pandangan Lenin, karakter Stalin terlalu keras dan tidak terlalu
berbakat menjadi seorang pemimpin komunis. Keberhasilan Stalin untuk meraih tampuk
kepemimpinan adalah dengan meminta dukungan dari dua anggota Politbiro Komunis
yang sangat berpengaruh, yaitu Lev Kamanev dan Grigoni Zinoviev Trostky. Setelah
itu, Partai Komunis Uni Soviet dipimpin langsung oleh Stalin. Kedudukannya
semakin hari semakin kuat yang pada ujungnya menghantarkan Stalin menjadi
seorang penguasa dictator pada 1929. Selama masa kekuasaannya, Stalin tidak
kalah kejam dari Lenin. Stalin membuat kebijakan yang sangat kontroversial. Seluruh
petani di Uni Soviet diwajibkan untuk bergabung ke dalam Kolkhozy, sebuah
lembaga khusus petani yang didirikan oleh pemerintahan Stalin. Lembaga Kolkhozy
kemudian wajib menjual seluruh komoditasnya kepada pemerintah dengan harga yang
sangat rendah. Hasil dari strategi Stalin digunakannya untuk membiayai
industri-industri yang sedang berkembang di Uni Soviet. Akibat dari strategi
ini, selama 1932 sampai 1933, para petani menderita kelaparan karena miliknya
digunakan untuk industri. Kelaparan ini menewaskan 5 hingga 7 juta penduduk Uni
Soviet. Petani-petani yang memberontak harus mengakhiri hidupnya di tangan
pemerintah atau menjalani kerja paksa di Semenanjung Siberia dan dataran rendah
Kaspia. Industri Uni Soviet melaju dengan pesat akibat sokongan para petani.
Akan tetapi, perkembangan industri tersebut terhambat langsung tatkala berlangsung
Perang dunia II. Pasca PD II, industri kembali dilanjutkan. Stalin sendiri
meninggal dunia pada tahun 1953 akibat serangan jantung.
Di luar Rusia
Peristiwa
Bolsheviks di Petrograd pada selanjutnya banyak mengilhami pergerakan kaum komunis
di penjuru Asia lainnya, seperti yang terjadi di Cina dan Indonesia. Dengan
semangat buruh (di Rusia) dan petani (di Cina), partai komunis di perbagai
negara mengalami perkembangan yang relatif cepat karena sifatnya yang agresif
lagi revolusioner. Peristiwa kudeta ala Lenin cukup mengilhami petinggipetinggi
di negara lainnya untuk melakukan kup politik berdarah. Dan setelah kudeta
politik berhasil dan para petinggi komunis tersebut naik jabatan, maka
kebijakan-kebijakan negara pun bukannya ditujukan pada kemakmuran rakyat jelata
(proletar) yang sebelumnya mereka perjuangkan. Sebaliknya, sejarah senantiasa
mencatat bahwa pemerintahan komunis yang dicapai melalui kudeta berdarah, acap
kali malah melupakan rakyat (petani dan buruh) yang dulu mendukungnya. Para
pemimpin komunis cenderung memerhatikan partai komunis mereka ketimbang rakyat
kecil.