Senin, 15 September 2014

Makalah Tentang Sistem Tanam Paksa ( Culture Stelsel )

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
   Yang menjadi latar belakang munculnya sistem tanam paksa adalah                                                                                                        System pajak tanah yang dilakukan oleh Raffles yang kemudian diteruskan oleh Komisaris Jendral van der Capellen dan Du Bus de Gisignies telah mengalami kegagalan, kegagalan yang dimaksud dalam hal ini adalah kegagalan dalam merangsang para petani untuk meningkatkan produksi tanamanperdagangan untuk ekspor. Pemerintah Hindia Belanda mengangkat jendral baru untuk Indonesia dengan alasan untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor pada tahun 1830, peningkatan tanaman ekspor dirasa sangat                 perlu oleh pemerintah Belanda karena untuk menopang keadaan ekonomi Belanda dengan hutangnya yang sangat besar.
   Karena Belanda merasa tidak mempunyai jalan lain kecuali mencari pemecahan masalah di wilayah-wilayah koloni, akhirnya menghasilkan gagasan system Tanam Paksa yang diintroduksi oleh gubernur van den Bosch.sistem Tanam Paksa yang dijalankan oleh van den Bosch disebut juga Cultuurstelsel.

B.        Rumusan Masalah.

a.       Bagaimana terjadinya Tanam Paksa?
b.      Apakah dampak dari Sistem Tanam Paksa?
c.       Wilayah mana sajakah yang terpengaruhi Tanam Paksa?
d.      Bagaimana  reaksi terhadap Sistem Tanam Paksa?
C.      Tujuan Penulisan.

a.       Untuk mengetahui bagaimana terjadinya Sistem Paksa.
b.      Untuk mengetahui apa Dampak Sistem Tanam Paksa.
c.       Untuk mengetahui wilayah mana saja yang terpengaruhi Sistem Tanam Paksa
d.      Untuk mengetahui Reaksi Sistem Tanam Paksa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Terjadinya Sistem Tanam Paksa
Gubernur Jendral van den Bosch memberlakukan system ini dengan mengambil pelajaran dari system pajak tanah yang gagal pada era sebelumnya oleh Raffles, dari system pajak tanah yang tidak mampu membuat para penduduk pribumi meningkatkan tanaman ekspor maka Gubernur Jendral van den Bosch mecoba untuk meningkatkan hasil tanaman ekspor dengan mengadakan kerjasama dengan para Bupati dan pejabat daerah yang dekat dengan rakyat. Artinya system feodal di pedesaan harus dimanfaatkan agar para petani mampu menghasilkan tanaman ekspor yang banyak, untuk itulah Gubernur Jendral van den Bosch mencoba untuk mengadakan kerjasama dengan para pegawai pemerintahan yang dekat dengan petani. System tanam paksa ini bisa dikatakan sebagai bentuk pembaharuan dari system pajak tanah yang pernah dilakukan oleh VOC selama dua abad, mengapa seperti itu? Hal ini dikarenakan para penduduk pribumi juga dikenakan pajak oleh Gubernur Jendral van den Bosch, yang mana pajak yang dikenakan bukan berupa uang melainkan berupa tanaman ekspor yang telah mereka tanam.
Pajak berupa hasil pertanian mereka ini juga menjadi ciri dari system Tanam Paksa yang dilakukan oleh van den Bosch, hasil dari pajak-pajak tersebut kemudian dikirim ke negeri Belanda untuk dijual kepada pembeli dari Amerika dan Eropa dengan harga yang dapat menguntungkan Belanda.System pajak tanah yang berlangsung selama tahun 1810-1830, penanaman dan penyerahan wajib telah dihapuskan kecuali daerah Parahyangan dan Jawa Barat. Namun didaerah Parahyangan para penduduk pribumi diwajibkan menanam kopi dan pajak yang diserahkan kepada pihak Belanda harus berupa kopi yang telah ditanam oleh penduduk pribumi, sedangkan untuk tanaman yang lainnya tidak terdapat wajib pajak. Namun pajak yang menjadi beban petani kepada bupati tidaklah termasuk dalam pembebesan pajak oleh pemerintah kolonial Belanda, hal ini dilakukan karena dalam masyarakat terdapat beberapa pajak yaitu pajak yang diberikan kepada pemerintah colonial Belanda dan pajak yang diserahkan kepada Bupati ataupun pihak pemerintah yang terdapat di daerah-daerah. System pajak tanah dengan memberikan hasil pertanian ini dianggap akan berhasil oleh van den Bosch, karena van den Bosch berpendapat bahwa pajak tanah yang diterapkan pada era sebelumnya sangat meniksa petani. Hal ini dikarenakan petani harus membayar pajak tanah hamper setengah dari penghasilan mereka dalam bertani, sehingga system pajak tanah yang diterapkan oleh Bosch ini tergolong pajak yang menguntungkan rakyat.
Ada beberapa dampak dari system tanam paksa yang diterapkan oleh van den Bosch ini, salah satu dampak dari system tanam paksa ini adalah kepemilikan tanah secara massal oleh satu orang (miliki komunal). Hal ini dikarenakan oleh pegawai pemerintah kolonial yang menganggap bahwa desa dengan keseluruhan yang ada (tanah, dan pegawai (petani)) sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk menetapkan tugas penanaman paksa yang dibebenkan oleh pihak Belanda kepada tiap desa di Indonesia. Jika dibandingkan dengan penyerahan wajib yang diterapakan oleh VOC kepada penduduk, memang masih lebih menguntungkan rakyat pada system tanam paksa ini. Hal ini dikarenakan dalam system tanam paksa pegawai Belanda ada yang ditugaskan untuk mengawasi dan turun langsung kelapangan untuk membantu para petani dalam menanam tanaman dagang, dari pegawai pemerintahan yang ditugaskan untuk mengawasi petani ini disebut sebagai efisiensi karena dengan mengawasi secara langsung tanaman para petani sehingga dapat mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh petani dilapangan.





B.     Dampak Sistem Tanam Paksa.
1.      Dampak Positif.
a.       Pemerintah Belanda
      1.    Pemerintah Belanda memperoleh surplus keuangan yang dapat
                       digunakan untuk menjalankan Pemerintahan Hindia Belanda dan
                       memperkaya Belanda.
2.         Uang kas Negara Belanda selalu penuh dan tidak pernah kosong.
3.         Bandar Usaha Dagang Belanda (Nederlandsche Handles
                        Maatschapipij) memperoleh keuntungan yang sangat besar setelah
                         mendapat hak monopoli pengangkutan hasil tanam paksa.

b.  Bagi Rakyat Indonesia
1.Banyak rakyat Indonesia yang memperoleh pengetahuan soal
                    tanam-menanam dan kualitas suatu tanaman.
                 2.Rakyat mengetahui bahan yang bisa dijual dipasaran dunia



2.   Dampak Negatif Bagi Rakyat Indonesia
1.Banyak rakyat Indonesia yang meninggal karena kelaparan,dan sakit
                    hingga banyak menimbulkan korban jiwa yang sangat besar
                    terutama diPriangan.
                 2.Bangsa Indonesia mengalami penderitaan lahir dan  batin.
                 3.Munculnya demam berdarah akibat pembawaan bibit penyakit oleh
                    Belanda untuk melenyapkan bangsa Indonesia yang menentang.

 

C.    Wilayah Indonesia yang Terpengaruhi oleh Tanam Paksa.
1.      Pulau jawa.
Pulau Jawa merupakan salah satu target utama sistem  tanam paksa karena dipulau Jawa lah terdapat sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat besar yang pastinya dapat menunjang potensi untuk mengisi kekosongan kas Negara Belanda yang sedang kososng melompong. Berikut ini beberapa daerah di Pulau Jawa yang menjadi tempat eksekusi sistem tanam paksa.
a.         Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Salah satu potensi yang sangat besar untuk daerah ini yaitu pemanfaatan lahan untuk ditanami oleh tanaman gula,dan merupakan daerah pengekspor gula pada waktu itu.Selain itu,tanaman yang menjanjikan adalah teh dan tembakau untuk dijual dipasaran Eropa dan Belanda berhasil mengeruk dan menarik keuntungan yang sebanyak-banyaknya sehingga kas Belanda terisi bahkan berlebih sehingga dimanfaatkan untuk memperkaya diri tanpa harus memperhatikan nasib bangsa Indonesia yang semakin lama semakin terpuruk serta terlindas oleh roda tanam paksa yang ditetapkan oleh Belanda.

b.        Jawa Barat dan Banten.
Penghasilan terbesar dari daerah ini adalah kopinya yang sangat terkenal dan salah satu tambang emas bagi Belanda yang bertujuan menarik keuntungan sebesar-besarnya dari bangsa Indonesia.Selain itu,tanaman lain yang dapat  menunjang kualitas dari daerah ini adalah teh  dan tembakau.





2.      Pulau Sumatera.
        Keterlibatan Belanda dalam kegiatan ekonomi di  Sumatera Utara diawali oleh Jacobus Nienhuys.Daerah perkebunan yaitu seperti Deli Serdang yang pada tahun 1865 merupakan daerah penghasil tembakau sebesar 189 bal.Belanda pun memperoleh keuntungan besar.Selain itu,daerah lainnya yaitu seperti Asahan atau Kisaran yang merupakan penghasil karet,sehingga merupakan pengantar ekspor Indonesia dalam hal karet yang merupakan penghasil karet yang mumpuni atau bagus pada saat itu.

a.       Riau.
Walaupun tidak terlalu terkenal namun ada  daerah penghasil yang juga terlibat sistem tanam paksa yaitu seperti di Siak  Sri Indrapura yang merupakan penghasil sawit dan karet walaupun tidak terlalu besar jumlahnya karena pada saat itu,Sultan Siak yaitu Sultan Syarif Khosim  1 dan Sultan Syarif Khosim 11 menolak sistem tanam paksa pada rakyatnya
.
D.     Reaksi Terhadap Tanam Paksa
          Tanam paksa mendapat reaksi yang cukup keras dari masyarakat.Reaksi ini datang dari Douwes Dekker dan Baron Van Howvel serta Frans Van De Putte.
.
1.      Erdward Douwes Dekker (1820-1887).
          Erward Douwes Dekker adalah residen diLebak,Serang,Banten. Pada tahun 1860 beliau menulis buku Max Havelaar yang berisi tentang penderitaan bangsa Indonesia akibat pelaksanaan tanam paksa.Dalam menulis buku tersebut ia menggunakan nama samaran yaitu Multattuli.




2.      Baron Van Howvel(1812-1879) dan Frans Van De Putte
          Baron Van Howvel merupakan salah satu seseorang anggota parlemen negeri Belanda.Ia sempat beberapa tahun menetap di Indonesia yaitu di Batavia. Bersama dengan Frans Van De Putte ia menentang sistem tanam paksa lewat parlemen Belanda.Van De Putte menulis buku Suiker Contracten(Kontrak Gula).







                                                                         
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan.
           Tanam paksa adalah suatu aturan yang sengaja ditetapkan oleh Belanda untuk mengisi kekosongan kas Negara Belanda dari pembiayaan biaya perang melawan Belgia maupun di Indonesia,serta Karena hutang luar negeri Belanda.Namun,secara tidak langsung setelah diutusnya Van Den Bosch,maka ia menetapkan aturan-aturan tanam paksa yang ternyata adalah kebalikan dari aturan-aturan tanam paksa yang telah dibentuk sebelumnya diBelanda.  
        Jadi,intinya apabila bangsa Indonesia tidak melakukan perubahan pada aspek iptek , bangsa Indonesia akan tergilas bangsa lain dan dapat dibodoh-bodohi dan dimanfaatkan kelemahan Indonesia untuk keuntungan bangsa lain.Oleh karena itu,marilah kita sebagai Bangsa Indonesia bersama-sama mewujudkan Indonesia untuk tidak dapat lagi dibodoh-bodohi.

B.     Saran.
Demikianlah pembuatan makalah ini, penulis juga menyadari makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan maka dari pada itu penulis mengharapkan kritiik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah yang akan datang akan lebih baik lagi. Kritik dan saran penulis ucapkan terima kasih.








1 komentar: