BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan individu merupakan sesuatu yang
kompleks, artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin
dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun
unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan
sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan
anak tersebut. Banyaknya aspek yang dibicarakan dalam membahas masalah
perkembangan menyebabkan banyaknya istilah dan konsep yang digunakan. Begitu
pula banyaknya pandangan dan teori dalam menjelaskan fenomena-fenomena
perkembangan anak membuat semakin kayanya pengetahuan tentang perkembangan
anak. Gambaran pembahasan tentang perkembangan di atas diawali dengan perlunya
memahami konsep-konsep perkembangan yang dilanjutkan dengan pembahasan aspek –
aspek perkembangan anak.
B. Tujuan
Adapun tujuan kami dalam pembuatan
makalah ini adalah :
- Untuk
melengkapi tugas mata kuliah
Pengembangan Peserta Didik
- Sebagai
media pembelajaran dan diskusi
- Sebagai
pembanding untuk makalah dengan tema sama yang akan dibuat berikutnya
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan makalah ini
difokuskan kepada masalah – masalah perkembangaan peserta didik.
D.
Metode
Pengumpulan Data
Data penyusunan makalah ini diperoleh
dengan studi kepustakaan, yaitu suatu metode dengan membaca secara telaah
tentang masalah kependudukan yang disebabkan oleh ledakan penduduk, migrasi,
dan urbanisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1. Pengertian Perkembangan
Dari waktu ke waktu kehidupan manusia terus
berubah. Berawal dari dua sel dasar yaitu sel telur dan sperma, suatu organism
tumbuh dan berkembang. Dua sel tersebut kemudian membelah diri dan
berdiferensiasi untuk menghasilkan tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak, dan
bagian-bagian organ tubuh lainnya. Setelah kurang lebih sembilan bulan lamanya
dalam kandungan ibu, organism yang baru tumbuh tersebut akhirnya menjadi bayi
manusia yang sempurna dan siap lahir ke dunia dengan perangka keterampilan
hidup minimal yaitu bernafas, menggerak-gerakkan tubuh, menangis, dan menyusu.
Meskipun di saat lahir hanya berbekal
seperangkat keterampilan minimal, melalui interaksi dengan lingkungan (orang
tua, saudara, orang dewasa lain, dan objek-objek yang ada di sekitarnya) sang
bayi terus lebih menyempurnakan diri. Ia terus mengalami berbagai perubahan
fisik baik dalam hal ukuran maupun proporsinya. Berat dan tinggi badan bayi
terus bertambah, begitupun proporsi antara organ - organ tubuhnya seperti kepala,
badan, kaki, tangan, dan organ-organ lainnya terus berubah menjadi lebih
seimbang. Seiring dengan perubahan struktur fisik, perilaku dan keterampilan
bayi juga terus semakin beraneka. Dalam hal perilaku motorik, misalnya mulai
dari hanya bisa berbaring, kemudian mampu bergulir, menelungkup, duduk, merangkak,
berdiri, berjalan,dan akhirnya berlari. Uraian di atas mengilustrasikan adanya
proses perubahan yang dialami oleh anak manusia yang disebut dengan
perkembangan (development). Perkembangan adalah pola perubahan individu yang
berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat. Namun tidak
setiap perubahan yang dialami organisme atau individu itu merupakan
perkembangan.
Dengan belajar, perilaku individu juga bisa
berubah. Begitupun karena fak tor peristiwa atau pengaruh penggunaan obat tertentu,
individu juga bisa berubah.Untuk itu perlu ada suatu penjelasan lebih rinci
tentang perubahan yang dimaksud sebagai perkembangan.
Pertama, perubahan dalam arti perkembangan
terutama berakar pada unsur biologis. Pengalaman-pengalaman atau aktivitas-aktivitas
khusus anak dapat menimbulkan perubahan pada diri yang bersangkutan. Misalnya,
seorang anak yang berlatih menari menjadi terampil menari, anak yang belajar
matematika atau berhitung menjadi mahir dalam mengerjakan soal-soal hitungan.
Perubahan-perubahan semacam itu bukan merupakan perkembangan, melainkan lebih
merupakan perubahan dalam arti belajar, yakni perubahan yang lebih singkat dan
merupakan fungsi langsung dari pengalaman-pengalaman khusus yang diupayakan.
Perubahan dalam arti perkembangan lebih berkaitan dengan fungsi waktu dan
kematangan biologis sehingga terjadi dalam periode yang lebih lama dan bersifat
umum, tidak terkait dengan peristiwa atau pengalaman khusus tertentu.
Kedua, perkembangan dapat mencakup perubahan
baik dalam struktur maupun fungsi atau perubahan fisik maupun psikis. Perubahan
dalam struktur lajimnya merujuk kepada perubahan fisik baik dalam hal ukuran
maupun bentuknya (seperti perubahan lengan, kaki, otot, jaringan syaraf, atau
bagian-bagian tubuh lainnya), sedangkan perubahan fungsi mengacu kepada
perubahan dalam hal aktivitas yang secara inheren terdapat dalam struktur fisik
tersebut (seperti kelenturan otot, keterampilan bergerak, kemampuan berfikir,
reaksireaksi emosional, dan perubahan-perubahan sejenis lainnya). Dengan kata
lain, perubahan struktur mengacu kepada perubahan wujud jasadnya, sedangkan
perubahan fungsi mengacu kepada perubahan aspek mental atau aktivitas yang
ditimbulkan sehubungan dengan adanya perubahan dalam jasad tersebut.
Ketiga, perubahan dalam arti perkembangan
bersifat terpola, teratur, terorganisasi, dan dapat diprediksi. Ini berarti
bahwa secara normal, perkembangan individu mengikuti pola-pola tertentu yang
sudah dapat diketahui dan diperkirakan. Misalnya, seorang anak akan bisa duduk
setelah bisa menelungkup, akan merangkak setelah duduk, dan akan berjalan
setelah merangkak.
Keempat, perkembangan dapat bersifat unik
bagi setiap individu.Masing-masing kita berkembang dalam cara-cara tertentu
seperti semua individu yang lain, seperti beberapa individu yang lain dan
seperti tak ada individu yang lain. Di samping adanya kesamaan kesamaan umum dalam
pola-pola perkembangan yang dialami oleh setiap individu, terjadinya variasi
individual dalam perkembangan anak bisa terjadi pada setiap saat. Hal ini
terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang
kompleks, melibatkan berbagai unsure yang saling berpengaruh satu sama lain.
Kelima, perubahan dalam arti perkembangan
terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang relative lama. Maksudnya bahwa
perubahan dalam arti perkembangan bukan merupakan perubahan yang sifatnya
sesaat, melainkan terjadi dalam suatu proses yang berlangsung secara
berkelanjutan dalam waktu yang relative lama.
Keenam, perubahan dalam arti perkembangan
dapat berlangsung sepanjang hayat dari mulai sejak masa konsepsi hingga
meninggal dunia. Perkembangan tidak hanya terbatas sampai dengan masa remaja,
melainkan dapat berlanjut terus hingga seseorang meninggal dunia. Ini juga
berarti bahwa perubahan dalam arti perkembangan tidak hanya mencakup proses
pertumbuhan, pematangan, dan penyempurnaan, melainkan juga mencakup proses
penurunan dan perusakan.
2. Prinsip-prinsip Perkembangan
Perkembangan individu berlangsung sepanjang
hayat, dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan ibu (masa konsepsi) dan
berakhir pada saat kematiannya. Perkembangan individu ini bersifat dinamis,
perubahannya kadang-kadang lambat, tetapi bisa juga cepat, hanya berkenaan
dengan salah satu aspek ataupun beberapa aspek perkembangan. Perkembangan tiap
individu juga tidak selalu seragam, seorang berbeda dengan yang lainnya baik
dalam temponya, iramanya maupun kualitasnya. Dalam perkembangan individu
dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
a.
Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua
aspek. Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi
menyangkut semua aspek. Perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat
dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan
tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu
perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain sangat
cepat. Jalannya perkembangan individu itu berirama dan irama perkembangan
setiap anak tidak selalu sama.
b.
Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas
perkembangan yang berbeda. Seseorang mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan
membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi
itu sangat cepat, sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika
kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang
ketrampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan
hubungan sosialnya agak lambat.
c.
Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti
pola-pola tertentu. Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi
yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban
sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.
d.
Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit
demi sedikit. Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit
tetapi dalam situasi-situasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan.
Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan perkembangan aspek tertentu.
e.
Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat
umum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi.
Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum,
seperti kemampuan memegang dimulai dengan memegang benda besar dengan kedua
tangannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima
jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan dengan anak dapat memegang dengan
beberapa jari, dan akhirnnya menggunakan ujung-ujung jarinya. Dalam
perkembangan terjadi proses diferensiasi atau penguraian ke hal yang lebih
kecil dan terjadi pula proses integrasi. Dalam integrasi ini beberapa kemampuan
khusus/kecil itu bergabung membentuk satu kecakapan atau keterampilan.
f.
Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh
fase, tetapi karena faktor - faktor khusus, fase tertentu dilewati secara
cepat, sehingga nampak ke luar seperti tidak melewati fase tersebut, sedangkan
fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak
berkembang.
g.
Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek
dapat dipercepat ataudiperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor
pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan
lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran
baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan
dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.
h.
Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau
berkorelasi dengan aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang
sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan
pengamatan dan lain sebagainya.
i.
Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu
perkembangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita
lebih cepat matang secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki
umumnya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat
dalam kemampuan inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan
berbahasa dan estetikanya.
3. Aspek-aspek Perkembangan Anak
Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan
kepribadian individu anak, karena kepribadian individu membentuk satu kesatuan
yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian
individu anak, yaitu aspek (1) kognitif, (2) fisik-motorik, (3)
sosio-emosional, (4) bahasa, (5) moral dan (6) keagamaan. Perkembangan dari
tiap aspek kepribadian tidak selalu bersama-sama atau sejajar, perkembangan
sesuatu aspek mungkin mendahului atau mungkin juga mengikuti aspek lainnya.
Pada awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun
pertama, perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol. Selama sembilan
bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi berkembang dari seperduaratus
milimeter menjadi 50 sentimeter panjangnya. Selama dua tahun pertama, bayi yang
tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang dapat
duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang
dan mempermainkan berbagai benda atau alat.
1. Kognitif
Kognitif
perkembangannya diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat
hubungan dan memecahkan masalah sederhana. Kemudian berkembang ke arah pemahaman
dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Aspek ini berkembang pesat pada masa
anak mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7 tahun). Berkembang konstan selama masa
belajar dan mencapai puncaknya pda masa sekolah menengah atas (usia16-17
tahun). Menurut Piaget, dinamika perkembangan intelektual individu mengikuti
dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif
dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke
dalam struktur kognitif yang sudah ada di dalam pikirannya. Struktur kognitif
yang dimaksud adalah segala pengetahuan individu yang membentuk pola-pola
kognitif tertentu. Jadi struktur kognitif sesungguhnya merupakan kumpulan dari
pengalaman dalam kognisi individu. Ada dua fungsi guru SD sekaitan proses
asimilasi, yakni meletakkan dasar struktur kognitif yang tepat tentang sesuatu
konsep pada kognisi anak dan memperkaya struktur kognitif menjadi semakin
lengkap dan mendalam. Peletakkan struktur kognitif yang tepat tentang sesuatu
konsep pada kognisi anak dianggap penting sebab pendidikan di SD sangat fundamental
bagi pemerkayaan dan pendalaman. Sementara itu pemerkayaan dan pendalaman
struktur kognitif anak diarahkan kepada perluasan wawasan kognitif mereka. Ada
kalanya individu tidak dapat mengasimilasikan rangsangan atau pengalaman baru yang
dihadapinya dengan struktur kognitif yang ia miliki. Ketidakmampuan ini terjadi
karena rangsangan atau pengalaman baru itu sama sekali tidak cocok dengan
struktur kognif yang telah ada. Dalam keadaan seperti ini, individu akan
melakukan akomodasi. Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan individu dalam
situasi ini, yakni (a) membentuk struktur kognitif baru yang cocok dengan rangsangan
atau pengalaman baru (b) memodifikasi struktur kognitif yang ada sehingga cocok
dengan rangsangan atau pengalaman baru.
Menurut
Piaget, proses asimilasi dan akomodasi terus berlangsung pada diri seseorang. Dalam
perkembangan kognitif, diperlukan keseimbangan antara kedua proses ini. Keseimbangan
itu disebut ekuilibrium, yakni pengaturan diri secara mekanis yang perlu untuk
mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Piaget membagi proses
perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif ke dalam empat tahapan utama
yang secara kualitatif setiap tahapan memunculkan karakteristik yang
berbeda-beda. Tahapan perkembangan kognitif itu adalah: (a) periode sensori motorik
(0;0-2;0), (b) periode praoperasional (2;0-7;0 tahun), (c) periode operasional konkrit
(7;0-11 atau 12;0 tahun), dan (d) periode operasional formal (11;0 atau 12;0 –
14 atau15;0).
2. Fisik
Perkembangan
fisik anak usia SD mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku umum menyangkut: tipe
perubahan, pola pertumbuhan fisik dan karakteristik perkembangan serta
perbedaan individual. Perubahan dalam proporsi mencakup perubahan tinggi dan berat
badan. Pada fase ini pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung. Anak menjadi lebih
tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan lebih banyak belajar berbagai
keterampilan. Perkembangan fisik pada masa ini tergolong lambat tetapi
konsisten, sehingga cukup beralasan jika dikenal sebagai masa tenang.
3. Sosial
Perkembangan
aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun). Anak senang
bermain bersama teman sebayanya. Hubungan persebayaan ini berjalan terus dan agak
pesat terjadi pada masa sekolah (usia 11-12 tahun) dan sangat pesat pada masa remaja
(16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui hubungan
antar teman dalam berbagai bentuk permainan.
4. Bahasa
Aspek
bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan meraban.
Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa
untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-temannya atau
orang dewasa. Pada akhir masa sekolah dasar berkembang bahasa pengetahuan. Perkembangan
ini sangat berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan
sosial. Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir merupakan suatu
proses melihat dan memahami hubungan antar hal. Bahasa juga merupakan suatu alat
untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi
sosial. Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat
dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial.Perkembangan bahasa
yang berjalan pesat pada awal masa sekolah dasar mencapai kesempurnaan pada
akhir masa remaja.
5. Afektif
Perkembangan
aspek afektif atau perasaan berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal
(13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh
rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah, rasa senang datang silih
berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab
bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja
akhir yaitu pada usia 18-21 tahun.
6. Moral keagamaan
Aspek
moral dan keagamaan juga sudah berkembang sejak anak masih kecil. Peranan lingkungan
terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek ini. Pada
mulanya anak melakukan perbuatan bermoral atau keagamaan karena meniru, baru kemudian
menjadi perbuatan atas prakarsa sendiri. Perbuatan prakarsa sendiripun pada mulanya
dilakukan karena adanya kontrol atau pengawasan dari luar, kemudian berkembang
karena kontro dari dalam atau dari dirinya sendiri. Tingkatan tertinggi dalam
perkembangan moral adalah melakukan sesuatu perbuatan bermoral karena panggilan
hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara
potensial tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada akhir masa
remaja, tetapi faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu anak sangat
berpengaruh terhadap pencapaiannya.
4. Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurst adalah
sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan
individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagiaan serta
memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan
kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat, dan kesulitan untuk tugas
perkembangan berikutnya.
Tugas perkembangan pada masa anak adalah:
a.
Belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam
permainan
b.
Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri
sebagai individu yang sedang berkembang
c.
Belajar berkawan
dengan teman sebaya
d.
Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki dan
wanita
e.
Belajar menguasai keterampilan intelektual seperti:
membaca, menulis, berhitung
f.
Pengembangan konsep-konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari
g.
Pengembangan moral, nilai dan hati nurani
h.
Memiliki kemerdekaan sosial
i.
Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial
Menurut
Havighurst setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan
aspek-aspek lainnya, yaitu fisik, psikis serta emosional, social dan moral. Ada
dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan penting bagi pendidikan. Pertama, membantu
memperjelas tujuan yang akan dicapai sekolah. Pendidikan dapat dimengerti sebagai
usaha masyarakat melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan
tertentu. Kedua, konsep ini dapat digunakan sebagai pedoman waktu untuk melaksanakan
usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk
mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka
dapat dikatakan bahwa saat untuk mengajar individu yang bersangkutan telah
tiba. Bila mengajarnya pada saat yang tepat maka hasil pengajaran yang optimal
dapat dicapai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan peserta didik dimulai pada pendidikan anak
usia dini, pendidikan sekolah dasar,
pendidikan sekolah menengah pertama, pendidikan sekolah menengah atas,
pendidikan usia dewasa. Aspek kognitif pada siswa juga berkembang pesat pada usia
sekolah dasar, yaitu pada usia 6-7 tahun. Pendidikan sekolah dasar memegang
peranan penting sebab pendidikan di SD sangat fundamental bagi pemerkayaan dan
pendalaman. Sementara itu pemerkayaan dan pendalaman struktur kognitif anak
diarahkan kepada perluasan wawasan kognitif mereka. Pendidikan pasa usia
sekolah dasar juga merupakan waktu paling baik untuk memberikan pemahaman dan
pelajaran kepada peserta didik, karena pada masa usia sekolah dasar manusia
memasuki usia emas (golden age). Pada usia ini, pertumbuhan dan perkembangan
manusia meningkat dengan cepat, sehingga lebih mudah dan cepat dalam memahami
suatu hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar