BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia
saat ini sangat memprihatinkan, ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan
manusia Indonesia semakin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada
urutan ke 12 dari 12 negara di Asia. Ada apa dengan pendidikan kita?
“Wajib Belajar 9 Tahun” kalimat ini
tentu sudah tidak asing di telinga kita, program pemerintah yang sudah
dijalankan sejak dulu ini mewajibkan masyarakat Indonesia untuk sekolah minimal
lulus SMP. Program ini juga berarti pemerintah menanggung biaya pendidikan
masyarakatnya sampai dengan lulus SMP, tapi pada kenyataannya masih banyak
masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan yang layak.
Padahal anggaran untuk pendidikan di
dalam APBN adalah sebesar 20%, tapi besarnya anggaran ini tidaklah menjamin
seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya.
Pemerataan pendidikan, mutu pendidikan yang masih kurang, efisiensi pendidikan
yang masih kurang maksimal, serta relevansi pendidikan yang kurang seimbang,
adalah masalah-masalah yang dihadapi pendidikan di Indonesia.
Pemerintah juga sudah berusaha untuk
mengatasi masalah-masalah ini, tetapi hasil yang didapat masih belum memuaskan.
Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala yang terjadi di lapangan, sehingga
usaha yang dilakukan kurang maksimal.
Hal inilah yang melatarbelakangi
kami mengangkat topik ini sebagai materi yang akan kami bahas dalam makalah
kami.
B. Tujuan
Adapun tujuan kami dalam pembuatan
makalah ini adalah :
- Untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan
- Sebagai media pembelajaran dan diskusi
- Untuk mengetahui permasalahan pendidikan di Indonesia
- Sebagai pembanding untuk makalah dengan tema sama yang akan dibuat berikutnya
C. Ruang
Lingkup
Ruang lingkup dalam penyusunan
makalah ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan tentang permasalahan
pendidikan di Indonesia.
D. Metode
Pengumpulan Data
Data penyusunan makalah ini
diperoleh dengan studi kepustakaan, yaitu suatu metode dengan membaca secara
telaah tentang permasalahan pendidikan di Indonesia.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Permasalahan Pokok Pendidikan
Pada dasarnya ada dua masalah
pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia, yaitu :
a) Bagaimana
semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
b) Bagaimana
pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap
untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah
pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi
pendidikan.
B. Jenis
Permasalahan Pokok Pendidikan
Berikut adalah empat masalah
pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu
diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud yaitu :
1.
Masalah pemerataan pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan,
sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia
untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan muncul karena masih
banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di
dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia di daerah-daerah terpencil.
2.
Masalah mutu pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika
hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Masalah ini
muncul karena rendahnya kualitas pendidik, khususnya di daerah terpencil yang
kekurangan tenaga pendidik. Untuk menutupi kekurangan tenaga pendidik tersebut,
banyak sekolah yang merekrut tenaga pendidik yang hanya berlatar belakang SMA
atau sederajat. Selain itu, kurangnya sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran juga menjadi penyebab randahnya mutu pendidikan di Indonesia.
3.
Masalah efisiensi pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan antara
lain meliputi : pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga pendidik.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan stok tenaga yang tersedia dan jumlah
pengangkatan yang terbatas, sehingga tidak memenuhi kebutuhan tenaga di
lapangan. Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang studi sering mengalami
kepincangan, karena tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Sedangkan
masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan, adalah keterlambatan
sosialisasi kurikulum baru, sehingga pada saat pergantian kurikulum banyak
tenaga pendidik yang belum siap. Selain itu lamanya masa transisi, juga
menyebabkan pendidikan yang dilaksanakan pada saat itu tidak efektif dan
efisien.
4.
Masalah relevansi pendidikan
Masalah relevansi pendidikan muncul
karena, jumlah pendidik yang dihasilkan lembaga pendidikan untuk bidang
tertentu jumlahnya lebih besar daripada tenaga yang dibutuhkan. Sedangkan untuk
bidang lainnya, pendidik yang dihasilkan kurang atau bahkan tidak ada sama
sekali. Hal ini menyebabkan tidak relevannya jumlah pendidik di lapangan,
sehingga banyak pendidik yang mengajar di bidang yang bukan keahliannya.
C.
Permasalahan Lain Dalam Pendidikan
Selain empat masalah pokok
tersebut, ada masalah lain yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia. Antara lain :
- Mahalnya biaya pendidikan
Tidak dapat dipungkiri, sekarang ini
pendidikan yang berkualitas adalah hal yang sangat sulit didapatkan. Pendidikan
yang berkualitas juga hanya bisa didapatkan oleh orang-orang tertentu yang
memiliki kemampuan finansial yang baik, hal ini dikarenakan untuk mendapat
pendidikan yang berkualitas membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga
sekarang ini ada istilah “pendidikan yang berkualitas itu mahal”, “pendidikan
yang berkualitas hanya untuk orang-orang kaya”. Hal ini sungguh sangat ironis
sekali, padahal banyak sekali anak-anak berprestasi dan anak-anak yang memiliki
kecerdasan tinggi di Indonesia, tapi mereka hanya menjadi buruh di pabrik,
karena tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan pendidikan.
- Rendahnya kesejahteraan guru
Rendahnya kesejahteraan guru seperti
menjadi masalah klasik dalam dunia pendidikan di Indonesia. Bagaimana tidak, di
saat para birokrat dan pejabat menerima pendapatan yang tinggi, para guru
menerima pendapatan yang boleh dibilang “sekedarnya” saja. Sehingga apabila
seorang guru mempunyai profesi lain di luar bidangnya, sudah menjadi hal yang
biasa di negeri ini. Memang sekarang ini sudah ada sertifikasi, yang membuat
para guru dibayar dengan “pantas”. Tetapi tidak semua guru bisa mendapatkan hal
tersebut, proses yang rumit dan terkesan dipersulit, membuat banyak guru yang
belum menerima pendapatan yang sesuai dengan apa yang sudah diberikannya. Belum
lagi nasib para guru bantu dan guru honorer, yang bahkan penghasilannya sangat
jauh dari kata “pantas”.
- Rendahnya kualitas guru
Kualitas
guru di Indonesia juga masih sangta rendah, faktor penyebabnya adalah rendahnya
pendidikan para guru. Tidak lebih dari setengah dari jumlah guru SD/MI di
Indonesia yang berpendidikan D-2 keatas, hal ini khususnya terjadi di
daerah-daerah terpencil yang kekurangan guru. Memang saat ini para guru SD/MI
tersebut sudah ada yang dikuliahkan lagi di Universitas Terbuka (UT) ataupun
Universitas lainnya, tapi hal tersebut terkesan hanya sebagai formalitas.
Tujuan mereka kuliah juga bukan untuk meningkatkan kemampuan mengajar, tetapi
hanya demi sebuah kewajiban menyandang predikat ”Sarjana”. Selain fator pendidikan
para guru, yang menyebabkan rendahnya kualitas guru adalah kesejahteraan. Para
guru yang merasa pendapatannya sebagai guru sangat tidak mencukupi untuk
kebutuhan sehari-hari, menjadi malas untuk datang ke sekolah. Selain itu, ada
juga yang mencari mata pencaharian lain, sehingga banyak murid yang
terbengkalai.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pemecahan Masalah
Pemerataan Pendidikan
Pemecahan masalah yang bisa dilakukan
pemerintah untuk mengatasi masalah pemerataan pendidikan, antara lain :
a)
Membangun gedung sekolah baru di daerah-daerah
terpencil
b)
Memperbaiki bangunan-bangunan sekolah yang sudah
tua atau rusak
c)
Memberikan bantuan berupa alat-alat penunjang
pembelajaran seperti buku, alat peraga, dan lain-lain.
B.
Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Pemecahan
masalah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah mutu pendidikan,
antara lain :
a)
Pengembangan tenaga kependidikan melalui studi
lanjut
b)
Pengembangan prasarana yang menciptakan
lingkungan yang tenteram untuk belajar
c)
Supervisi dan pengawasan oleh penilik dan
pengawas
C. Pemecahan Masalah Efisiensi Pendidikan
Pemecahan masalah yang bisa dilakukan
pemerintah untuk mengatasi masalah efisiensi pendidikan, antara lain :
a)
Penempatan guru tidak hanya di kota-kota besar
saja, tetapi juga di daerah-daerah terpencil yang sudah jelas sangat kekurangan
tenaga
b) Mempercepat
proses sosialisasi kurikulum baru, dengan melakukan proses pembekalan kepada
para guru
c)
Calon guru harus membuat surat pernyataan “siap
ditempatkan di daerah mana saja” sebagai syarat wajib pengangkatan
D.
Pemecahan Masalah Relevansi Pendidikan
Pemecahan
masalah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah relevansi
pendidikan, antara lain :
a)
Melakukan pengawasan terhadap lembaga pendidikan
b)
Melakukan perekrutan sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
A.
Kesimpulan
Permasalahan pendidikan di Indonesia
masih sangat banyak dan beragam, mulai dari tidak meratanya pendidikan,
rendahnya mutu pendidikan, efiensi pendidikan yang kurang, tidak relevannya
pendidikan, mahalnya biaya, kurangnya kesejahteraan guru, serta rendahnya
kualitas guru, hanyalah sebagian dari setumpuk permasalahan pendidikan di
negeri ini. Anggara pendidikan yang
besar, yaitu 20% dari APBN. Ternyata tidak menjamin adanya perubahan yang lebih
baik dari pendidikan di negeri ini, karena 20% hanyalah sekedar angka yang
digembar-gemborkan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang tertera di
undang-undang tentang anggaran minimal untuk pendidikan. Padahal dalam
kenyataannya, tidak sampai 20% yang digunakan untuk pendidikan dan bisa
dinikmati masyarakat, bahkan mungkin tidak sampai setengahnya. Apabila hal ini
terus berlanjut, pendidikan di Indonesia akan terus jalan di tempat, atau
mungkin malah mengalami kemunduran.
B.
Saran
Pemerintah harus memaksimalkan
anggaran yang memang diperuntukkan untuk pendidikan, selain itu perlu diadakan
pengawasan untuk mengontrol apakah anggaran tersebut sudah digunakan tepat
sasaran atau tidak. Selain itu harus adanya pemerataan pendidikan di
daerah-daerah terpencil, tidak hanya dalam hal sarana dan prasarana penunjang
pendidikan saja, tetapi juga dalam hal tenaga pendidik. Selain itu, calon guru
harus diperbaiki mentalnya. Sehingga mereka tidak manja dan hanya mau
ditempatkan di daerah maju saja, para guru juga harus diingatkan lagi bahwa
profesi guru itu adalah pengabdian, bukan sekedar mata pencaharian.
Daftar
Pustaka
Faturrahman,
dkk. (2012) . Pengantar Pendidikan . Jakarta : PT Prestasi
Pustakaraya
Tirtarahardja,
Umar. (2005) . Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi) . Jakarta :
PT Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar