Jumat, 26 September 2014

RESUME NORTH ATLANTIC TREATY ORGANIZATION “NATO”

RESUME
NORTH ATLANTIC TREATY ORGANIZATION “NATO”
Oleh : Agus Rasiwan
Sumber Dari :
SKRIPSI
 YULITA DEWI PURMINTASARI
NATO: KAJIAN TENTANG IMPLEMENTASI CONTAINMENT POLICY
AMERIKA SERIKAT DALAM BIDANG MILITER DI WILAYAH EROPA
(1949-1991)

A.      Sejarah Berdirinya NATO
a.        Latar Belakang
Pembagian Jerman dalam empat zona mengakibatkan masing-masing pendudukan militer di negara tersebut melakukan kebijakan masing-masing. Zona Amerika Serikat merupakan zona yang paling cepat merealisasikan hasil Konferensi Potsdam. Kebijakan pemerintahan pendudukan antara Amerika Serikat, Inggris dan Perancis memiliki kesamaan, tetapi sangat bertentangan dengan Uni Soviet. Pertentangan ini terus berlanjut serta dibumbui dengan ekspansi komunisme Uni Soviet ke kawasan Eropa Timur.
Amerika Serikat, Perancis dan Inggris berdiskusi untuk menggabungkan zona mereka menjadi satu republik tunggal dengan pemerintahan sendiri. Tetapi Uni Soviet menolak rencana untuk menyatukan Jerman dan diskusi tingkat menteri dari keempat negara tentang penyatuan Jerman menemui jalan buntu. Ketika kekuatan barat mengumumkan niat untuk menciptakan negara federal dari zona milik mereka, Stalin memberikan respon dengan melakukan beberapa kebijakan, yaitu pembersihan politik dalam negeri, militansi dalam kebijakan luar negeri dan konsolidasi Eropa Timur, termasuk pembentukan cominform, kudeta ceko dan blokade Berlin. Dominasi Uni Soviet di Eropa Timur membuat kekhawatiran pihak barat. Ekspansi yang dilakukan Uni Soviet membawa kecemasan Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya. Kecemasan di pihak Eropa membawa blok barat untuk melakukan kerjasama, baik dalam bidang ekonomi maupun politik. Amerika Serikat memimpin usaha untuk menciptakan persekutuan militer.
Langkah pertama integrasi dalam usaha pertahanan Eropa Barat ditandai dengan ditandatanganinya The Brussel Treaty pada 17 Maret 1948, satu bulan setelah pukulan mendadak Uni Soviet ke Czechoslovakia. The Brussel Treaty diprakarsai oleh 5 negara, yaitu Belgia, Belanda, Luxemburg, Inggris dan Perancis. Hasil dari kesepakatan tersebut adalah berdirinya Brussel Treaty Organization (BTO). Negara-negara yang menandatangani kesepakatan Brussel tersebut akhirnya melakukan perundingan dan negoisasi dengan Amerika Serikat dan Kanada untuk membentuk sebuah aliansi pertahanan yang lebih besar guna mencegah gerak Uni Soviet dengan ideologi komunisnya.
Resolusi Vandenberg merupakan pembuka untuk dibentuknya organisasi pertahanan bersama untuk sebuah kepentingan dalam pencarian keamanan bersama. Hasil perjanjian adalah terbentuknya aliansi pertahanan bersama yang ditandatangani tanggal 4 April 1949 oleh 12 negara di kawasan Eropa Barat dan Amerika Utara. Turki dan Yunani bergabung dalam NATO (North Atlantic Treaty Organization) tahun 1952, sedangkan Jeman Barat masuk ke dalam NATO tahun 1955.
Wakil-wakil yang ikut menandatangani perjanjian tersebut adalah Menteri Luar Negeri Belgia (M. Paul-Henri Spaak), Kanada (Mr Lester B. Pearson), Denmark (Mr Gustav Rasmussen), Perancis (M. Robert Schuman), Islandia (Mr Bjarni Benediktsson), Italia (Count Carlo Sforza), Luxemburg (M. Joseph Bech), Belanda (Dr DU Stikker), Norwegia (Mr Halvard M. Lange), Portugal (Dr Jose Caerio da Matta), Britania Raya (Mr Ernest Bevin), Amerika Serikat (Mr Dean Acheson).
Negara-negara anggota NATO menyetujui perjanjian untuk saling menjaga perdamaian dan membangun kekuatan bersama dalam melawan setiap bentuk ancaman dari manapun. Prinsip NATO tertuang dalam artikel V dari The North Atlantic Treaty yang menyatakan bahwa jika salah satu anggota NATO mendapat serangan atau ancaman dari pihak lain, maka diartikan sebagai serangan terhadap semua anggota NATO, termasuk juga penggunaan senjata militer. NATO dibentuk di bawah kendali menteri luar negeri, menteri pertahanan dan menteri keuangan masing-masing negara anggota. Markas besar NATO berada di Casteau, Brussel. Markas Besar ini disebut Supreme Headquarters Allied Power in Europe (SHAPE) dengan Supreme Allied Commander Europe (SACEUR) pertama adalah Eisenhower.
b.        Tujuan dan Strategi Pertahanan NATO
1.        Pembendungan Komunisme
NATO merupakan salah satu wujud implementasi doktrin containment Amerika Serikat dalam menghadapi kekuatan negara induk komunis, yaitu Uni Soviet. NATO didirikan dengan tujuan untuk membendung gerakan militer Uni Soviet di kawasan Eropa, terutama Eropa Utara dan Barat dengan memadukan persenjataan konvensional dan nuklir guna melindungi negara barat dari kemungkinan ancaman Uni Soviet bersama negara-negara satelitnya.
Hubungan antara negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara memiliki tujuan politik yang didukung dengan kerjasama dalam bidang militer, ekonomi dan ilmu pengetahuan. NATO dibentuk untuk menjaga kebebasan dan warisan budaya bersama negara-negara anggota dengan meningkatkan stabilitas dan kesejahteraan di wilayah Atlantik Utara. Keberadaan NATO dimaksudkan untuk membangun rasa percaya diri anggotanya, sehingga dapat memperkuat kekuatan barat secara moral dan material untuk melawan kemungkinan bahaya yang diakibatkan ekspansi komunisme Uni Soviet.
Sebagai sebuah aliansi pertahanan, NATO berfungsi sebagai sarana untuk menjangkau tujuan keamanan bersama melawan tindakan yang mengancam kedaulatan negara-negara anggota sesuai dengan piagam Perjanjian Atlantik Utara. NATO memainkan perannya untuk membentuk garis pertahanan terdepan dalam melawan ancaman Uni Soviet dan negara-negara satelitnya, baik dalam bidang militer maupun ideologi. NATO mengikat semua anggotanya untuk berbagi tanggung jawab dan resiko dalam menjaga keamanan bersama. Anggota NATO dalam mengikuti organisasi internasional lain diharapkan prinsipnya tidak bersebrangan dengan Perjanjian Atlantik Utara. Prinsip dasar tuntutan kerja aliansi adalah komitmen bersama untuk saling bekerjasama antara negara-negara berdaulat dalam dukungan keamanan untuk semua anggota.
Sebagai sebuah aliansi pertahanan NATO memiliki beberapa tugas utama, yaitu :
a.    menjamin keamanan Eropa dengan berdasarkan demokrasi dan kepercayaan bahwa selalu ada cara-cara damai untuk menyelesaikan suatu konflik.
b.    Memberikan kesempatan kepada negara-negara anggotanya untuk saling berkonsultasi satu sama lainnya dalam setiap hal yang dapat mempengaruhi kepentingan negara-negara anggotanya, termasuk hal yang dapat mengancam keamanannya dan juga memfasilitasi kerjasama berdasarkan kepentingan bersama.
c.    Sebagai penangkal dan pertahanan dari setiap agresi yang dapat mengancam wilayah anggotanya.
d.   Menjaga stabilitas dan keamanan dengan cara membina hubungan baik dan melakukan kerjasama dengan negara-negara anggota.
e.    Mengembangkan adanya kesamaan wawasan mengenai keamanan internasional dan tujuan diadakannya kerjasama.

2.        Strategi Pembendungan Komunisme
Persaingan kedua kekuatan bipolar terus meningkat, sehingga kekuatan pertahanan masing-masing blok semakin ditingkatkan. NATO mengembangkan strategi militernya dengan sistem pertahanan yang berorientasi pada nuklir Amerika Serikat. Nuklir tersebut terdiri dari bom nuklir strategis dan bom nuklir taktis. Kebijakan yang diambil dalam NATO selalu mencermikan kebijakan Amerika Serikat terhadap Uni Soviet dan negara-negara satelitnya. Kebijakan yang diambil harus berdasarkan pada suara Amerika. Senjata nuklir digunakan untuk membangun persenjataan konvensional untuk memukul mundur pasukan Uni Soviet.
Bentuk pertahanan yang dikembangkan NATO ini bertujuan untuk merusak kekuatan militer Pakta Warsawa sebagai jalan untuk menghancurkan Uni Soviet. Strategi dan kebijakan yang diambil NATO pada dasarnya tidak mengalami perubahan yang signifikan, karena berbagai kebijakan yang diambil pada masa Perang Dingin pada intinya untuk melakukan penekanan terus menerus pada penggunaan senjata nuklir. Terdapat juga kecenderungan negara-negara anggota NATO untuk melihat senjata nuklir sebagai instrumen terpenting dalam kebijakan pertahanan dan penangkalan komunisme. Senjata nuklir tidak hanya digunakan sebagai alternatif terakhir, tetapi juga digunakan untuk menghadapi berbagai ancaman senjata konvensional dan nuklir.
Kebijakan NATO selalu didasarkan pada konsep penangkalan yang selaras dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, Containment Policy. Dalam kebijakannya selalu digunakan untuk mengurangi kemungkinan serangan militer dari pihak lawan dengan memperlihatkan kepada lawan resiko kekalahan yangakan mereka derita apabila mereka menyerang terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya Uni Soviet dan negara-negara satelitnya tidak melakukan serangan terhadap NATO. Selain itu NATO juga terus meningkatkan kemampuan militer mereka agar kekuatan NATO tidak berada di bawah Pakta Warsawa.
Pada awal pembentukan NATO, Amerika Serikat berharap bahwa NATO bisa memiliki kekuatan militer yang kuat baik dari segi kemampuan konvensional maupun kekuatan nuklir. Meskipun demikian, Amerika Serikat menitikberatkan kekuatannya pada nuklir. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, di antaranya adalah:
a.       Ancaman militer non-nuklir Uni Soviet untuk mendukung politik ekspansionisnya ke Eropa Barat dianggap berada pada tingkat yang membahayakan kerena jumlahnya sangat besar.
b.      Amerika Serikat yang telah memiliki kekuatan nuklir merasa bahwa nuklir tersebut dapat dipakai untuk mengatasi kekurangan kekuatan konvensional.Senjata nuklir lebih menakutkan daripada senjata konvensional sebagai ancaman strategis.
c.       Secara finansial Amerika Serikat melihat bahwa alasan untuk bertumpu pada senjata nuklir sebagai pengganti kekuatan senjata konvensional lebih masuk akal.
Pandangan Amerika Serikat tersebut mendapat banyak kritikan dari negara-negara Eropa Barat, sebab pemikiran semacam itu mengurangi fleksibilitas NATO dalam menghadapi ancaman-ancaman kekuatan senjata konvensional. Selain itu beberapa negara anggota beranggapan bahwa pemikiran Amerika Serikat tersebut akan menimbulkan masalah baru dalam pengontrolan senjata nuklir di Eropa. Maka dari itu dalam menghadapi kekuatan nuklir Uni Soviet, Amerika Serikat sebagai kekuatan utama NATO menerapkan beberapa doktrin militer strategis dalam menghadapi NATO. Doktrin militer dilaksanakan bersama dengan negara sekutunya. Doktrin militer tersebut adalah:

a.    Airland Battle
Doktrin militer ini merupakan doktrin utama strategi Angkatan Darat (dalam kesatuan gelar dengan Angkatan Udara) Amerika Serikat. Doktrin gelar operasi yang melibatkan unsur sistem senjata matra darat dan matra udara yang menggutamakan mobilitas gerak dan serangan mendahului ke dalam daerah lawan ini menjadi sebuah kontroversi bagi negara-negara anggotaNATO, karena doktrin tersebut dipandang terlalu agresif. Hal ini dikarenakan NATO merupakan pakta pertahanan yang bersifat defensif.
b.   Follow On Forces Attack (FOFA)
FOFA merupakan doktrin militer yang menitikberatkan pada penghancuran kekuatan lawan dengan menghancurkan basis kekuatan lawan atau penyerbu. Dibandingkan dengan Airland Battle, FOFA bersifat lebih defensif. Walaupun demikian, FOFA tetap memerlukan mobilitas gerak maupun taktis yang tinggi. Dalam melakukan gerakannya, NATO memerlukan penataan dalam pasukan militer maupun administrasi. Masing-masing negara anggota NATO ikut memberikan partisipasinya baik dalam wujud pasukan, persenjataan maupun pendanaan. Unit-unit tempur NATO memperbesar daya gerak maupun daya manuver taktisnya. Sejumlah brigade “infanteri darat” difungsikan sebagai brigade infanteri mobilitas udara. Persenjataan terus ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas sebagai kebutuhan penting guna memenangkan perang.
Dalam geraknya NATO telah menerapkan beberapa kebijakan guna menangkal komunisme, yaitu:
-          Forward Defence (1950-1953)
Sebelum NATO mengadopsi kebijakan Forward Defence, kebijakan NATO membiarkan Uni Soviet terlebih dahulu menyerang dan mendorong mundur pasukan NATO dari daratan Eropa. Setelah itu NATO akan melakukan serangan dengan senjata nuklir ke daratan Uni Soviet. Kebijakan tersebut ditentang oleh pemerintahan Perancis yang menanggapi bahwa situasi semacam itu terlalu berbahaya bagi pasukan NATO di daratan Eropa. Perancis mengusulkan kebijakan Forward Defense yang lebih mengandalkan pada pasukan dengan kekuatan konvensional. Ide ini pada awalnya ditolak oleh Amerika Serikat, namun terdapat pertimbangan yang membuat Amerika Serikat menerima kebijakan tersebut, yaitu:
1.    Percobaan bom atom Uni Soviet pada bulan Agustus 1949. Percobaan tersebut membuktikan bahwa Uni Soviet tidak hanya mengandalkan diri pada senjata konvensional saja, tetapi juga mulai menggunakan senjata nuklir. Apabila hal tersebut terjadi maka Amerika Serikat tidak dapat mengandalkan senjata nuklirnya tanpa memperkuat persenjataan konvensional.
2.    Pecahnya Perang Korea tahun 1950. Amerika Serikat berpandangan bahwa Uni Soviet mampu mendorong Korea Utara untuk melakukan invasi ke Korea Selatan. Hal ini memunculkan kekhawatiran Amerika Serikat bahwa Jerman Timur dapat melakukan invasi serupa ke Jerman Barat. Hal ini didorong dengan senjata konvensional yang lengkap dan senjata nuklir Uni Soviet.
Dua masalah tersebut mempengaruhi NATO untuk merumuskan kembali kebijakannya. Dalam pertemuan NAC di New York pada September 1950,NATO mengadopsi kebijakan Forward Defence. Kebijakan ini pada prinsipnya untuk mempertahankan kawasan Eropa sejauh mungkin ke arah timur. Seiring dengan kebijakan tersebut NAC menunjuk Eisenhower sebagai SACEUR pada bulan Desember 1950 dan memberikan wewenang untuk melatih serta mengatur pasukan multinasional menjadi kekuatan pertahanan NATO yang efektif dan terintegrasi di bawah pimpinannya. Penunjukan itu diikuti dengan pembentukan SHAPE pada bulan Februari 1951. Penunjukkan dan pembentukan SHAPE membuktikan bahwa negara-negara anggota NATO setuju untuk memiliki sistem pertahanan yang terintegrasi di bawah pimpinan NATO.
Perkembangan selanjutnya ternyata kebijakan Forward Defense tidak lagi efektif karena ancaman Uni Soviet yang ditakuti oleh Amerika Serikat ternyata tidak pernah terjadi dan tidak beralasan. Perang memang sempat terjadi di Korea, tetapi perang tersebut hanyalah sebuah perang regional yang mempunyai kemungkinan sangat kecil untuk menyebar ke kawasan Eropa. Selain itu kebijakan Forward Defense yang mengandalkan kapabilitas senjata konvensional ternyata memakan biaya pertahanan yang sangat besar dari masing-masing negaraanggota, sehingga menimbulkan beban perekonomian bagi sebagian negara-negara anggota.
-          Massive Retalation and Tactical Nuclear (1954-1967)
Kedua hal yang telah dikemukakan di atas menyebabkan negara-negara anggota NATO merencanakan untuk mengurangi biaya pertahanan mereka dengan menekankan senjata nuklir sebagai instrumen inti. Ide tersebut dicetuskan pertama kali oleh Inggris pada tahun 1952 dengan menyatakan bahwa kekuatan senjata konvensional tidak diperlukan lagi. Senjata nuklir dapat mengatasi ancaman nuklir maupun konvensional. Ide tersebut menjadi sebuah dilema bagi pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1953 di bawah kepemiminan Eisenhower. Amerika Serikat mulai mengimplementasikan ide tersebut dalam NATO satu tahun setelah ide tersebut dicetuskan.
Pada bulan Oktober 1953 Pemerintahan Eisenhower mengadopsi National Security Council (NSC) 6821 sebagai dasar kebijakan keamanan nasional. Menurut NSC, kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat mempunyai wewenang untuk menyusun rencana militer berdasarkan asumsi bahwa senjata nuklir akan digunakan dalam konteks perang dunia maupun perang regional.Asumsi tersebut dibuat setelah pemerintah Eisenhower menerima usulan Inggris untuk mengandalkan diri pada kekuatan nuklir guna menghadapi berbagai jenis ancaman konvensional dan nuklir.Peran senjata konvensional tetap penting, tetapi diperlukan inferioritas senjata konvensional.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Foster Dulles mendesak NATO untuk menerima kebijakan baru tersebut dan pada bulan Desember 1953 dalam pertemuan NAC, kebijakan Massive Retalation and Tactical Nuclear diterima sebagai kebijakan dasar rencana pertahanan NATO. Kebijakan Massive Retalation and Tactical Nuclear ini banyak menimbulkan kritik diberbagai kalangan ahli strategi militer maupun sipil. Salah satu kritik yang diajukan adalah dengan menggantungkan diri pada kekuatan nuklir, jika serangan yang dilakukan Uni Soviet menggunakan kekuatan konvensional, maka tindakan pembalasan yang dilakukan Amerika Serikat akan menghancurkan peradaban manusia. Oleh karena itu kebijakan Massive Retalation and Tactical Nuclear dianggap sebagai kebijakan yang tidak bermoral dan beresiko tinggi.
-          Flexible Response (1967-1990)
Akibat kritik kebijakan Massive Retalation and Tactical Nuclear maka MC berusaha untuk terus memformulasikan kebijakan baru. Pada masa pemerintahan Kennedy, Menteri Pertahanan Robert McNamara mengajukan usulan yang dipresentasikan oleh Kennedy di depan kongres pada tanggal 21 Maret 1961. Tujuan dari usulan tersebut supaya NATO lebih fleksibel dalam menghadapai berbagai kemungkinan ancaman dari Uni Soviet dan negara-negara satelitnya. Maka dari itu diperlukan pembagian kerja yang jelas, sehingga Amerika Serikat bisa berkonsentrasi untuk meningkatkan kapabilitas persenjataan nuklir dan memiliki kontrol atasnya, sedangkan negara-negara sekutunya di Eropa bertugas untuk meningkatkan kapabilitas senjata konvensional. Usulan McNamara ini merupakan cikal bakal dari kebijakan Flexible Response yang diadopsi NATO mulai tahun 1967. Kebijakan ini menimbulkan banyak kontroversi di antara anggota-anggotanya.
NATO secara resmi mengadopsi kebijakan Flexible Response pada tanggal 9 Mei 1967. Kebijkan ini diharapkan NATO akan mempunyai kapabilitas guna merespon berbagai ancaman militer dari Pakta Warsawa dengan tingkat respon yang tepat. Kebijakan Flexible Response adalah hasil kompromi dari perbedaan yang timbul dalam aliansi. Pasukan NATO terus dilengkapi dan dimodernisasi dari segi kekuatan militernya, termasuk senjata-senjata nuklir. NATO sebagai aliansi militer yang bersifat defensif berusaha untuk tidak menggunakan senjata nuklir, terutama pada masa awal perang.
Hal ini dikarenakan para perancang strategi NATO memiliki beberapa pertimbangan, yaitu apabila daya kekuatan tempur konvensional NATO tidak kuat menghadapipihak lawan, maka NATO baru akan menggunakan kekuatan nuklirnya.Strategi ini memang mencerminkan perimbangan nuklir, yang merupakan suatu kebijakan untuk menghindarkan suatu peperangan, memperkecil kemungkinan membalas suatu serangan nuklir dan kemungkinan penyelesaian suatu konflik secara damai. Kekuatan Uni Soviet dengan peluru-peluru kendalinya dapat menghancurkan Eropa Barat dalam serangan pertama, sedangkan Amerika Serikat terjangkau oleh senjata nuklir Uni Soviet.
Hal ini akan membuat Eropa sebagai medan pertempuran utama dalam Perang Dingin, sedangkan wilayah-wilayah yang tidak dapat dijangkau dengan kekuatan konvensional dapat dijangkau dengan serangan nuklir. Dengan alasan tersebut maka Amerika Serikat menerapkan strategi Flexible Response.
c.         Keorganisasian NATO
1.    North Atlantic Council (NAC)
NATO sebagai sebuah pakta pertahanan dalam menjalankan organisasinya terdapat sebuah dewan yang disebut Dewan Atlantik Utara (North Atlantic Council/NAC). NAC diakui sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam NATO. NAC memiliki struktur komite yang kompleks, karena banyaknya sub komite yang ada di dalamnya. Dewan ini terdiri dari 15 negara anggota NATO, yang masing-masing negara boleh diwakili oleh wakil-wakilnya, baik kepala pemerintahan maupun pihak kementrian. Menteri di sini boleh diisi oleh Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan maupun Menteri Keuangan yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal. Sidang/pertemuan NAC dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri negara anggota NATO dan dilangsungkan minimal dua kali dalam setahun.
Selain perwakilan tingkat menteri, ada pula perwakilan dari Duta Besar, sebagai wakil tetap (Permanent Representatives) dari masing-masing pemerintahan negara yang bersangkutan. Lembaga ini dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas kerja NAC, karena pada level pemimpin sangat tidak memungkinkan untuk bertemu setiap minggu, terutama dalam mengantisipasi adanya masalah-masalah harian dan juga kepentingan yang muncul setiap waktu. Maka dari itu Permanent Representatives mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu.Fungsi dasar NAC sebagai sarana komunikasi, konsultasi dan pengambilan keputusan didukung oleh komite-komite lain, beberapa komite tersebut di antaranya adalah komite ekonomi, komunikasi dan sistem informasi, lingkungan dan lain-lain.
Dewan ini menentukan arah dan kebijakan organisasi, menetapkan penganggaran NATO dan melaksanakan kegiatan rutin NATO. Dalam hal ini segala upaya ditempuh untuk menghasilkan solusi dengan cara kompromi dan persuasif. NAC bertugas untuk menyetujui keseluruhan garis besar organisasi dan biaya-biaya yang dikeluarkan serta menyetujui penunjukan calon-calon yang akan duduk dalam posisi kunci di dalam organisasi tersebut. Namun demikian, NAC memiliki tugas penting yaitu bertugas untuk memberikan perintah kemiliteran berupa pedoman-pedoman politik yang menjadi landasan menjalankan perencanaan-perencanaan strategis selanjutnya. Sedangkan tugas lainnya adalah meminta upaya-upaya militer yang diperlukan dari masing-masing pemerintah sekutu supaya tercapai jumlah kekuatan militer yang bertambah dan sesuai dengan tuntutan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, program-program dibuat dan disesuaikan dengan strategi yang telah ada. Selain mengurus masalah pertahanan dan strategi militer, NAC juga ikut andil dalam mengurus masalah politik dan perekonomian yang berkembang dalam NATO.NAC merupakan forum konsultasi yang luas bagi negara-negara anggotanya atas semua isu yang dianggap mempengaruhi keamanan mereka. Sebab NAC merupakan badan pembuat keputusan yang penting dalam NATO. Semua negara anggota mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pandangannya dalam forum. Keputusan yang diambil merupakan wujud keputusan bersama (collective will), karena konsensus merupakan dasar setiap keputusan dengan menghindari penggunaan voting. Maka dari itu dewan ini tidak mempunyai otoritas supranasional karena masing-masing negara tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat disetujui.
Semua keputusan yang diambil dalam NAC mutlak haruslah merupakan kesepakatan bulat dari anggota. Dengan tidak mempermasalahkan apakah negara tersebut negara besar atau kecil, negara kaya atau miskin. Karena masing-masing anggota merupakan subjek dari kebijakan yang diformulasikan dalam dewan. Masalah-masalah yang didiskusikan dalam NAC meliputi beberapa aspek dari kegiatan dan seringkali berdasar pada laporan dan rekomendasi yang telah dipersiapkan oleh komite-komite yang ada di bawahnya atas permintaan dewan. Negara-negara anggota juga dapat mengusulkan masalah-masalahnya melalui perwakilannya (Permanent Representatives).
Perwakilan tersebut bertanggung jawab melakukan tugas sesuai dengan yang diamanatkan negaranya dan menjelaskan posisi, perkembangan dan sikap yang diambil negara yang diwakili pada negara lain. Hal ini menjadi krusial, terutama terhadap isu-isu penting dan terlebih lagi bila adanya perbedaan posisi yang diambil oleh negara-negara anggota yang lain, untuk menghindari perselisihan. Dalam situasi tersebut dimungkinkan diadakan pertemuan yang lebih intensif. Sebagai badan konsultasi, NAC dalam melakukan konsultasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a.    Pertukaran informasi dan opini.
b.    Komunikasi tindakan atau keputusan yang memungkinkan akan diambil oleh suatu negara atau mengenai kemungkinan akibat yang ditimbulkan bagi negara aliansi lainnya.
c.    Termasuk di dalamnya merupakan pernyataan awal akan kemungkinan suatu tindakan yang akan diambil di masa yang akan datang.

2.    Defence Planning Committee (DPC)
Merupakan badan yang mengurusi perencanaan dalam masalah pertahanan. DPC memberikan arah bagi Millitary Committee (MC) dalam beberapa hal yang bersifat umum.
3.    Nuclear Planning Group (NPG)
Sebuah forum konsultasi yang membicarakan peran senjata nuklir dalam kebijakan pertahanan dan keamanan NATO.
4.      Millitary Committee (MC)
Aliansi militer tertinggi di bawah NAC. MC beranggotakan semua panglima angkatan bersenjata dari semua negara anggota kecuali Perancis yang diwakili oleh utusan militer dan Islandia yang tidak memiliki angkatan bersenjata, sehingga diwakili oleh orang sipil. MC Bertanggung jawab merekomendasikan berbagai hal yang dianggap perlu dalam pertahanan kepada DPC dan NPG, terutama mengenai langkah-langkah militer yang penting untuk keamanan bersama, serta memberikan arahan militer kepada komando-komando utama NATO. Dalam NATO terdapat 4 komando, yaitu:


a.    Supreme Allied Commander Europe (SACEUR)
b.    Supreme Allied Commander Atlantic (SACLANT)
c.    Allied Commander in Chief Channel (CINCHAN)
d.   Canada-US Regional Planning Group (CUSRPG)
Tugas masing-masing komando adalah merencanakan bentuk pertahanan melawan kekuatan Uni Soviet. Selain itu mendukung operasi di Eropa terutama di Norwegia dengan menggunakan kapal induknya. Meskipun demikian, pusat komando terpenting dipegang oleh Pusat Komando Tertinggi untuk kawasan Eropa (SACEUR) yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan wilayah yang terbentang dari Semenanjung Utara sampai Kaukus, termasuk di dalamnya wilayah Baltik dan Mediteranian. SACEUR mengontrol 4 wilayah komando, yaitu:
a.    Pimpinan Komando Eropa Utara
Komando ini bermarkas di Oslo yang dipimpin oleh jenderal dari Inggris. Komando Eropa Utara memiliki tanggung jawab terhadap wilayah Norwegia, Denmark dan wilayah lautnya.
b.   Pimpinan Komando Eropa Tengah
Komando ini bermarkas di Fountainebleu, Perancis yang dipimpin oleh jenderal dari Perancis. Komando Eropa Tengah memiliki tanggung jawab terhadap wilayah Jerman dan Perancis.
c.    Pimpinan Komando Eropa Selatan
Komando ini bermarkas di Naples, Napoli-Italia yang dipimpin oleh Jenderal dari Amerika Serikat. Komando Eropa Selatan memiliki tanggung jawab terhadap wilayah Italia, Yunani dan Turki.

d.   Pimpinan Komando Wilayah Mediterania
Komando ini bermarkas di Malta yang dipimpin oleh Laksamana dari Inggris. Komando Wilayah Mediterania memiliki tanggung jawab terhadap wilayah Mediterania.
Komando sekutu untuk kawasan Selat Inggris merupakan sebuah pengecualian, di mana belum ada satu pihak pun yang memutuskan apakah laut sempit yang dimaksud dimiliki oleh Eropa atau Atlantik. Pemimpin komando ini bertanggung jawab kepada Komite Selat, yang terdiri dari staf kelautan negara-negara yang berdekatan dengan selat tersebut dan di bawah kendali Kelompok Tetap. Sedangkan Kelompok Perencanaaan Wilayah Regional Kanada-Amerika Serikat bertanggung jawab terhadap sistem pertahanan Amerika Utara dan sistem pertahanan udara dari keseluruhan benua Amerika Utara. Akan tetapi, pada kenyataannya, kelompok ini hanya merupakan sebuah organisasi ekonomi yang tidak lebih dari sekedar mengirimkan dokumen sederhana setiap tahunnya kepada Kelompok Tetap untuk mendapatkan persetujuan formal.
e.    Sekretaris Jenderal
Sekretaris Jenderal adalah sebuah badan pelaksana. Kedudukan Sekretaris Jenderal ini sejajar dengan MC. Sekretaris Jenderal NATO juga bertugas sebagai juru bicara organisasi dalam hubungan eksternal dan melakukan komunikasi dengan pejabat-pejabat negara anggota.Sekretaris Jenderal terdiri dari beberapa divisi. Masing-masing divisi dalam Sekretaris Jenderal saling berhubungan, para pemimpin dari masing-masing divisi berasal dari negara-negara yang berbeda.
Kegiatan organisasi tersebut sangatlah beraneka ragam. Masing-masing divisi cenderung meningkatkan kekuatan kontrol mereka atas NATO, yang menyangkut masalah kemiliteran. Komite Kemiliteran memiliki organisasi yang mempunyai tugas yang sama, yaitu Kelompok Tetap (Standing Group), hal ini terdiri dari perwakilan-perwakilan yang berasal dari Perancis, Inggris dan Amerika Serikat.Pada awalnya Kelompok Tetap NATO merupakan otak kemiliteran sekutu. Kelompok tersebut berisi komandan militer kelas atas yang nantinya dapat menggunakan pengaruhnya untuk mengatur NAC seperti halnya dalam pemerintahan mereka masing-masing.
Hal ini memungkinkan badan-badan NATO untuk bergerak cepat. Akan tetapi, Amerika Serikat sebagai tonggak berdirinya NATO berusaha untuk mencari dukungan dari kekuatan anggota di luar Kelompok Tetap. Amerika Serikat mulai membuat banyak tekanan terhadap peranan komite kemiliteran di sidang tetap. Beberapa perwakilan negara-negara yang diwakili oleh kolonel masing-masing hanya dapat bertindak sesuai perintah yang jelas dari para staf kepalanya. Sementara itu Inggris lebih cenderung menangani permasalahan penting mereka secara pribadi dengan pihak Amerika Serikat.
f.     Komite-Komite Lain

Selain Sekretaris Jenderal dan MC, dalam strukturnya NATO memiliki komite-komite lain, yang terdiri dari 23 komite yang memiliki tugas berbeda-beda. Masing-masing komite dalam kerjanya juga harus diselaraskan dengan keputusan-keputusan NAC.

Fremansory, Pondasi Kuat di Balik Dominasi Yahudi

Pondasi Kuat Dibalik Dominasi Yahudi

Freemasonry adalah organisasi Yahudi Internasional, sekaligus merupakan gerakan rahasia paling besar dan palling berpengaruh di seluruh dunia. Freemasonry terdiri dari dua kata yang di satukan. Free artinya bebas atau merdeka, sedangkan Mason adalah juru bangun atau pembangun.
Tujuan akhir dari gerakan Freemason ini adalah membangun kembali cita-cita khayalan mereka, yakni mendirikan Haikal Sulaiman atau Solomon Temple. Tentang Haikal Sulaiman atau Solomon Temple ini sendiri banyak sumber yang mendefinisikan berlainan. Salah satu tafsir yang paling populer adalah, bahwa Haikal Sulaiman berada di tanah yang kini di atasnya berdiri Masjidil Aqsha.
Mereka meyakini, tahun 1012 Sebelum Masehi (SM), Nabi Sulaiman membangun Haikal di atas Gunung Soraya di wilayah Palestina. Tapi pada tahun 586 SM, Raja Nebukhadnezar dari Babilonia menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Tahun 533 SM, bangunan ini didirikan kembali oleh seorang bernama Zulbabil yang telah bebas dari tawanan Babilonia. Atas kebebasannya itulah, ia membangun kembali Haikal Sulaiman.
Pada tahun ke 70 M, seorang penguasa Romawi menaklukkan Palestina dan membakar serta menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Kerusakan terus-menerus dialami setelah penyerbuan Bangsa Hadriyan. Begitu pula saat kekuasaan Muslim, konon Haikal Sulaiman di hancurkan dan sebagai gantinya didirikan Masjidil Aqsha pada abad ke-7.
Tapi tafsir lain tentang hal ini juga mengartikan Haikal Sulaiman juga sebagai wilayah kekuasan yang luas membentang. Bahkan ada yang menariknya hingga sampai wilayah Khaibar, saat kaum Yahudi diusir di zaman Rasulullah Muhammad. Karena itu, mereka meyakini harus menguasai seluruh dunia, bahkan hingga tanah Khaibar, tempat mereka terusir dahulu karena penghianatanya pada Rasulullah dan piagam Madinah.
Dan untuk itulah mereka bekerja dan membangun, yaitu untuk merebut Haikal Sulaiman dan mendirikan kekuasannya secara nyata, serta mempengaruhi pemerintahan dan kekuasan yang mampu mereka pengaruhi. Dan untuk menebar kekuasaan itu, salah satu rintangan besar yang dihadapi oleh gerakan ini adalah agama-agama, terutama agama Samawi atau agama-agama wahyu, Kristen dan Islam.
Sebelum kaum muslimin sadar tentang bahaya gerakan Freemason, perlawanan terhadap organisasi ini terlebih dulu dilakukan oleh kalangan pemimpin gereja. Perlawanan gereja Katholik ini terjadi karena Freemason telah menjadi organisasi tempat berkumpulnya kaum antiagama. Dalam sebuah artikel berjudul The Earlier Period Of Freemasonry yang di Mimar Sinan, turki, Freemason disebut sebagai tempat berkumpul para anggota Mason yang mencari kebenaran di luar gereja. Dan ini menjadikan awal abad-18 sebagai tahun-tahun yang penuh pertarungan antara gereja Katholik dengan Freemason di Eropa. Sejak awal berdirinya,
Fremason telah menyokong kebebasan beragama, sama persis dengan yang terjadi belakangan ini di berbagai negara, liberalisasi keagamaan. Freemason berdiri di Inggris secara resmi pada tahun 1717. Tapi tampaknya, sebelum tahun itu pun, Freemasonry telah eksis. Bahkan sejak abad sebelumnya. Tahun 1641, seorang keluarga kerajaan Inggris, Robert Moray tercatat sebagai anggota cabang Freemason di Edinburg, tepatnya 20 Mei 1641. nama lain yang juga tercatat sebagai anggota Freemason sebelum tahun 1717 adalah Elias Ashmole tercatat sebagai anggota Freemasonry di Lanchasire pada 16 Oktober 1646. Dan ia juga salah seorang dari royal family atau keluarga kerajaan.
Dari catatan di atas, sebetulnya bisa ditarik kesimpulan bahwa tahun 1717 hanya tahun pemantapan saja dari tahap-tahap yang telah dilakukan oleh gerakan Freemson. Tahun ini dijadikan sebagai tahun ekspansi untuk melakukan dan menancapkan pengaruh mereka di seluruh dunia.
Tahun 1717 ini dijadikan sebagai tonggak bagi Freemason unuk memulai perangnya yang akan sangat panjang kepada umat beragama dan kepada agama itu sendiri. Seorang kepala gereja protestan di London yang bernama Anderson dan berdarah Yahudi menjadi motor penggeraknya pada 24 Juni 1717. Pada momentum inilah Freemason mendirikan Grand Lodge of England dengan menggabungkan empat lodge menjadi satu.
Banyak sumber Freemason menjelaskan bahwa sejarah berdirinya gerakan ini berakar jauh dan bisa dilacak hingga ke masa Ordo Knight of Templar saat perang Salib di Yerusalem, Palestina. Saat Paus Urbanus II, tahun 1095, usai Konsili Clermont menyerukan Perang Suci atau Crusade dan memobilisasi kaum Kristiani di seluruh Eropa untuk turut berperang merebut Yerusalem kembali dari kekuasaan Muslim. Paus Urbanus II membakar emosi massa dengan cara mengabarkan kabar bohong. Ia mengatakan umat Kristen di Palestina telah dibunuh, dibantai dan dibakar di dalam gereja-gereja oleh pasukan Turki Seljuk yang Muslim. Ia juga membakar kemarahan kaum Kristiani dengan mengatakan bahwa kaum kafir (Muslim Turki,) telah dan sedang menguasai makam Yesus Kristus.
Paus UrbanusII menyerukan agar seluruh pertikaian yang terjadi selama ini antar pemeluk dan kesatrian Kristen harus diakhiri, karena ada musuh yang lebih berbahaya dan harus segera dihancurakan: Islam dan kaum Muslimin. Ia juga mengiming-iming dengan bujukan surgawi, bahwa siapa yang berangkat ke medan perang kan dibebaskan dari seluruh dosa dan di jamin akan mendapat surga. Hasilnya, ribuan kaum Kristiani berangkat menuju Palestina dengan kemarahan. Dan setibanya di sana, terjadi pembantaian besar-besaran atas penduduk Yerussalem dan Palestina.
Selama dua hari penyerbuan terjadi pembantaian yang tak bisa diterima akal sehat dan rasa kemanusiaan. Sebanyak 40.000 penduduk Palestina terbantai. Beberapa sejarawan menggambarkan, saat itu darah menggenangi tanah Yerusalem. Ada yang menyebut darah menggenang setinggi mata kaki, bahkan ada yang menggambarkan darah menggenang hingga lutut manusia dewasa. Tentara berperang dengan motivasi mendapatkan emas dan permata, dan juga banyak para kesatria Prancis tercatat membelah perut korban-korban mereka. Mereka mencari emas atau permata yang kemungkinan di telan penduduk Palestina sebagai upaya penyelamatan harta.
Setelah mereka menguasai tanah Palestina, pasukan Salib yang terdiri dari banyak unsur mulai mendirikan kelompoknya masing-masing. Mereka tergabung dalam ordo-ordo tertentu. Para anggota ordo ini datang dari seluruh tanah Eropa, yang ditampung di biara-biara tertentu dan berlatih cara-cara militer di dalam biara tersebut. Dan satu dari sekian ordo yang sangat mencuat namanya adalah Ordo Knight of Templar.
Knight of Templar juga disebut sebagai tentara miskin Pengikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman. Disebut miskin karena tergambar dari logo yang mereka gunakan, seperti dua tentara yang menunggang seekor keledai. Untuk menunjukkan bahwa mereka miskin, sampai-sampai satu keledai harus dinaiki dua orang tentara Knight of Templar. Bahkan tercatat, mereka dipaksa untuk makan tiga kali saja dalam semingu. Sedangkan nama Kuil Sulaiman mereka pakai karena mereka menjadikan markas mereka yang dipercayai sebagai situs runtuhnya Kuil Sulaiman atau Solomon Temple.
Tapi sesungguhnya, pemilihan markas di bukit ini bukan sebuah kebetulan yang bersifat geografis semata, karena para pendiri ordo Knight of Templar sesunguhnya punya cita-cita sendiri untuk mengembalikan kejayaan dan berdirinya Kuil Sulaiman sebagai tempat suci kaum Yahudi atau tempatnya kaum Mason. Sepanjang bisa terlacak, pendiri ordo ini adalah dua kesatria Prancis, yaitu Hugh de Pavens dan God frey de St Omer. Spekulasi dari kalangan sejarawan mengatakan, bahwa ada darah-darah Yahudi yang mengalir dalam tubuh dan cita-cita para pendiri Ordo Knigh of Templar. Para perwira tinggi Kristen tersebut, sesungguhnya proses convertion yang mereka lakukan hanyalah cara untuk menyelamatkan diri, dan sesungguhnya mereka masih berpegang teguh pada doktrin-doktrin Yahudi, terutama Kabbalah.
Meski mereka menamakan diri sebagai tentara miskin, sesunguhnya mereka tidak miskin sama sekali. Atau setidaknya, masa miskin itu hanya mereka rasakan di awal-awal berdirinya Knight of Templars. Dalam waktu yang singkat mereka mampu menjadi sangat kaya raya dengan jalan melakukan kontrol penuh terhadap peziarah Eropa yang datang ke Palestiana. Salah satunya adalah dengan cara merekrut anak-anak muda putra para bangsawan Eropa yang tentu saja akan melengkapi anak mereka dengan perbekalan dana yang seolah tak pernah kering jumlahnya. Mereka juga disebut sebagai perintis sistem perbankan pertama pada abad pertengahan.
Saat itu banyak orang-orang Eropa yang ingin pindah atau setidaknya berziarah ke Palestina. Dan tentu saja perjalanan yang jauh dari Eropa memerlukan bekal yang tidak sedikit. Ada yang membawa seluruh harta mereka dalam perjalanan, tapi karena tentara Salib disepanjang perjalanan hidup dalam kondisi ayng sangat mengenaskan dan mereka sangat tergiur oleh harta kekayaan, tidak jarang terjadi perampokan bahkan saling bunuh antar orang Kristen disepanjang perjalanan menuju Palestian. Lalu ditemukan cara, para peziarah tidak perlu membawa harta mereka dalam perjalanan. Mereka hanya perlu menitipkannya pada sebuah perwakilan Templar di Eropa, mencatat dan menghitung nilainya dan mereka berangkat ke Palestina berbekal catatan nilai harta yang nantinya akan ditukarkan dengan nilai uang yang sama di Palestina. Gerakan ini banyak didominasi oleh Ordo Knight of Templar yang membuat mereka sangat kaya raya karena mendapat keuntungan dari sistem bunga yang mereka kembangkan. Dan inilah embrio atau cikal bakal perbankan yang kita keanl sekarang.
Markas Knight of Templar di Prancis menjadi rumah penghimpunan harta terbesar di Eropa. Lambat laun mereka menjadi bankir bagi para Paus dan Raja. Bagaimana tidak cepat kaya, setiap tahunnya King Henry II of England mendonasikan uang untuk menanggung biaya hidup 15.000 tentara Knight of Templar dan juga Knight Hospitaler selama mereka berperang dalam Perang Salib di tahun 1170. Untuk menggambarkan betapa besarnya institusi perbankan yang dijalankan Templar, pada saat itu organisasi ini memiliki 7.000 pegawai lebih hanya untuk mengurusi masalah keuangan. Mereka juga memiliki tak kurang dari 870 istana, kastil, dan rumah-rumah para bangsawan yang terbentang dari London hingga Yerusalem.
Karena ordo ini sangat berkuasa, lambat laun mereka mulai menampakkan ciri aslinya, yakni sebagai penganut Mason. Mereka mengembangkan doktrin dan ajaran mistik, juga kekuatan sihir di biara-biara mereka. Mereka memuja setan dan mendatangkan roh-roh untuk berkomunikasi. Apa yang mereka praktikkan ini disebut sebagai Kabbalah, sebuah tradisi mistik Yahudi kuno yang telah berkembang bahkan sejak zaman sebelum Fir’aun. Mengetahui hal ini, Raja Prancis Philip le Bel, pada tahun 1307 mengeluarkan seruan untuk menangkap dan membubarkan ordo Knight of Templar karena dituduh telah melakukan bid’ah.
Dalam perkembangannya, Paus Clement V turut bergabung untuk memerangi kaum Mason ini dengan mengeluarkan kembali vonis inquisisi. Terjadi banyak penangkapan dan interogasi, dan beberapa pimpinan Ordo Knight of Templar yang bergelar Grand Master (penyebutan ini masih dipakai sebagai tingkat tertinggi dalam gerakan Freemasonry sampai sekarang, pen) ikut menjadi korban. Dari beberapa penangkapan dan interograsi didapatkan keterangan bahwa anggotaanggota Templar telah melakukan kejahatan seksual terhadap beberapa perempuan bangsawan, melakukan sodomi, menyembah kucing, memakan daging teman-teman mereka sendiri yang sudah mati. Bahkan salah seorang saksi mata mengatakan, para Templar memperkosa perawan perawan hingga hamil dan bayinya dibunuh dengan cara yang sadis untuk kemudian di bakar dan diambil minyaknya, dijadikan minyak suci untuk persembahan para pemimpin mereka.
Pada tahun 1307, Raja Philip IV memerintahkan penangkapan Jacques de Molay. Dan setelah melalui penyiksaan demi penyiksaan, de Molay mengakui segala ritual bid’ah yang dilakukan oleh Ordo Templar. Pada tahun 1312, Ordo Knight of Templar dilarang dan dibubarkan. Dan atas perintah Gereja dan Raja , dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1314, para pimpinan Templar dihukum mati, termasuk Jacques de Molay, salah satu Grand Master terpenting Ordo Templar.
Jacques de Molay sendiri divonis sebagai heretic (bid’ah) atau kafir dan dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup di depan raja Philip IV. Dan sebelum menghembuskan napasnya, de Molay mengeluarkan kata-kata bahwa Raja Philip dan Paus Clement harus mengikutinya, mati, dalam waktu satu tahun. Dan sejarah mencatat, Raja Philip IV meninggal tujuh bulan kemudian, disusul Paus Clement sebulan setelah Raja Philip mangkat. Setelah itu terjadi pemusnahan besar-besaran, sekali lagi atas kaum Yahudi, dan kali ini bermula dengan kasus Knight of Templar atau kaum Mason. Pemusnahan ini tak hanya terjadi di Palestina, tapi juga terjadi di Eropa. Mereka diburu untuk ditangkap dan dibunuh. Sampai akhirnya mereka berhasil melarikan diri dan mendapat perlindungan dari Raja Skotlandia, Robert The Bruce yang dilantik dan menduduki singgasana Raja pada tahun 1306. Dan di tanah baru ini pula mereka menyusun kekuatan kembali. Dan Skotlandia menjadi salah satu yang menentukan dalam perkembangan gerakan Freemason.
Versi yang lebih tua dari sejarah Freemason adalah kisah yang menyebutkan pembentukan Freemasonry pada zaman Raja Israel, Herodes Agripa I yang meninggal pada tahun 44 Masehi. Freemason pada zaman ini dibentuk untuk membendung ajaran agama yang disampaikan oleh Nabi Isa as. Konon waktu itu namanya The Secret Power atau kekutan yang Tersembunyi. Tujuan utamanya adalah memusuhi pengikut Nabi Isa, menculik mereka, membunuh, melarang penyebaran agama baru tersebut, termasuk membunuhi baya-bayi Kristen. Tapi, berkenaan dengan segala kesadisan yang dilakukan Herodes ini, para sejarawan dunia, meyakini bahwa hal tersebut hanyalah mitos belaka dalam tradisi agama Kristen. Herodes Agripa I menjalankan segala misi The Secret Power ini dibantu dua pengikut setianya, Heram Abioud sebagai Wakil Presiden gerakan dan Moab Leumi sebagai pemegang rahasia utama gerakan ini. Tapi beberapa anggota Freemason juga mempercayai dan menarik sejauh mungkin sejarah mereka ke masa lalu, bahkan hingga ke zaman Fir’aun. Itu pula yang menjadi salah satu penjelasan mengapa mereka kerap kali menggunakan simbol-simbol Mesir Kuno dalam tradisi dan aktivitas ritual mereka, seperti penggunaan Dewa Horus, Piramida, Matahari dan berbagai simbol Mesir lainnya.
Penggunaan ini bermula dari penggalian Kuil Sulaiman oleh para Templa dan penemuan doktrin dan ajaran Kabbalah yang terus-menerus mereka eksplorasi dan diajarkan dari mulut ke mulut. Penggalian ini begitu serius mereka lakukan sehingga kelak akan mempengaruhi cara pandang kaum Templar dan juga rencana mereka pada kehidupan dunia. Bahkan yang cukup mengejutkan adalah, dalam manuskrip-manuskrip kuno Mason dikatakan, orang pertama Mason adalah Adam! Kejadian itu berawal ketika Adam dan Hawa memakan daun dari pohon terlarang di taman surga. Daun yang disebut sebagia daun pengetahuan, dan karena itu pula Tuhan mereka melarang mereka memakannya.

Dr.Albert Mackei, seorang anggota Mason dengan tingkatan 33 derajat dalam Encyclopedia of Freemasonry manuliskan, daun pengetahuan itu kelak diturunkan pada dua anak Adam dan Hawa, Seth dan Nimrod dengan kisah The Tower of Babel. Kedua anak ini pula menyusun bahasa untuk ilmu pengetahuan yang akan diturunkan kepada manusia-manusia berikutnya. Tapi, dalam perkamen-perkamen tua itu disebutkan bahwa, Tuhan dengan sengaja mengacaukan bahasa manusia yang mengakibatkan rahasia ilmu pengetahuan, yang diturunkan Adam dengan memakan daun dari pohon terlarang, hilang dan tak diketahui manusia-manusia setelah Seth dan Nimrod. Dan itu pula yang menjadi alasan kedua kaum ini memerangi Tuhan. Bahkan menurut Talmud, setan-setan adalah keturunan dari Adam dan Hawa. Setelah Adam diusir dari surga, ia enggan mencampuri istrinya, Hawa. Dan pada saat itulah, dua setan perempuan mendatanggi Adam yang langsung digauli keduanya oleh Adam. Dalam Talmud disebutkan, Adam menggauli setan perempuan bernama Lelet selama lebih dari 130 tahun lamanya dan melahirkan banyak anak-anak setan begitu pula dengan Hawa selama ditinggal oleh Adam, Hawa juga digauli oleh setan laki-laki dan melahirkan banyak anak setan.

Resume Tentang Napoleon Bonaparte

RESUME
NAPOLEON BONAPARTE
Oleh : Agus Rasiwan
Sekilas Tentang Sang Jendral Napoleon Bonaparte
Jendral Besar Napoleon yang juga merupakan salah satu kaisar agung di daratan Eropa dilahirkan dari rahim seorang ibu yang bernama Letizia Ramolino yang merupakan isteri seorang pengacara bernama of Carlo Buonaparte di kota Ajaccio pulau Corsica Perancis. Dia merupakan anak keempat dan kedua yang dapat bertahan hidup dari peperangan yang terjadi di pulau tempat tinggal mereka. Kelahiran Napoleon hampir bersamaan dengan waktu pengokupasian pulau Corsica oleh pasukan Perancis yang pada saat itu membuat ayahnya mengobarkan semangat nasionalisme bersama-sama para local leaders lainnya untuk melawan pasukan Perancis. Akan tetapi perubahan terjadi,ketika para local leaders tadi melarikan diri meninggalkan Corsica,hal ini memaksa ayah Napoleon untuk mengubah haluan yaitu beraliansi dengan pasukan Perancis. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri baginya yaitu dapat menyekolahkan kedua anaknya,Napoleon dan Joseph ke France's College d'Autun.
Setelah menyelesaikan sekolahnya di France's College d'Autun,Napoleon melanjutkan studinya di military college of Brienne selama lima tahun dan setelah itu dia melanjutkan studinya di akademi militer Perancis. Pada tahun 1785 ketika ia masih belajar di akademi, ayahnya meninggal dunia dikarenakan oleh kanker perut yang sudah kronis. Hal ini memaksanya untuk menjadi pengganti ayahnya sebagai kepala keluarga sehingga harus lulus awal dengan pangkat Letnan Dua dan segera kembali pulang ke Corsica pada tahun 1786.
Awal Perjalanan
Setelah segala urusan pribadinya di corsica selesai ,Napoleon kembali ke Perancis pada tahun 1793. Kembalinya dia ke Perancis ia anggap sebagai pengabdian luhurnya kepada militer Perancis. Panglima muda ini dengan cepat dapat meraih berbagai hal yang sangat mengagumkan sampai-sampai Jacobins,seorang pemimpin gerakan politik yang sangat terkenal pada saat itu menaruh perhatian khusus pada Napoleon. Pada tahun 1794, Perancis memasuki sebuah masa yang dikenal dengan nama the Reign of Terror, dimana lebih dari 40.000 jiwa terbunuh dan juga membuat Jacobins terlempar dari lingkaran kekuasaan negara. Kekacauan yang terjadi di Perancis memberikan keuntungan tersendiri untuk panglima militer ambisius seperti Napoleon Bonaparte,yaitu untuk semakin melejitkan karier politiknya. Karier Napoleon mulai menanjak tatkala ia berhasil menyelamatkan Gubernur Paris dari serbuan demonstran yang beruasaha membunuh seluruh bangsawan yang ada di kota Paris. Pada tahun 1795, karena jasanya itu ia dianugrahi gelar The Commander of the Army of the Interior dan selanjutnya langsung diangkat sebagai penasehat agung urusan kemiliteran. Pada tahun 1796, Napoleon memimpin 30.000 pasukan untuk menaklukkan Italia dan dilanjutkan dengan banyaknya penaklukak kekaisaran Austria, hal ini membuat luas wilayah Perancis bertambah lebar secara drastis, disamping itu hal ini juga memberikan keuntungan tersendiri bagi Napoleon yaitu dia menjadi.the military's brightest star.
Setelah menguasai dataran Eropa tengah dan selatan,Napoleon mulai membidik Timur Tengah yang dimulai dengan menguasai Mesir. Hal ini bertujuan untuk menggoyahkan dominasi Inggris di daerah iti serta memotong jalur perdagangan Inggris menuju India yang pada saat itu merupakan daerah penyedia kebutuhan pokok bagi Inggris.

Peletak Konstitusi
Strategi politik Napoleon yang luar biasa itu mampu menghantarkan dirinya untuk membuat konstitusi baru bagi negaranya, dimana hal ini menjadikannya seorang konsulat yang berkuasa penuh bahkan hampir mirip seorang diktaktor. Mengapa ia disebut mirip seorang diktaktor tak lain karena pada saat itu ia memiliki otoritas yang sangat luas seperti menunjuk menteri, menunjuk jendral, membentuk bahkan membubarkan lembaga legislatif. Dengan segala strateginya maka pada bulan Februari 1800 konstitusi baru ini diterima secara sah dan legal menjadi konstitusi negara Perancis. Dibawah kendali Napoleon, Perancis berhasil menyelenggarakan reformasi internal secara total. Berbagai kemajuan ditunjukkan di berbagai bidang seperti ekonomi, tata hukum negara, pendidikan, bahkan penataan kehidupan gereja dimana ia menentukan ajaran Khatolik Rhoma sebagai agama resmi negara. Dia Juga berhasil membuat undang undang yang dikenal dengan “Napoleon Codes”. “Napoleon Codes” ialah sebuah undang undang yang mengatur pelarangan pemberian hak istimewa atau privileges berdasarkan kelahiran atau keturunan, sebuah undang-undang yang membebaskan seluruh warga negara untuk memeluk agama yang merekayakini, dan lapangan pekerjaan harus diberikan kepada mereka yang benar-benar berkualitas. Dibidang hubungan internasional, diplomasi yang ia gunakan berhasil menciptakan perdamaian di Eropa khususnya membatalkan serangan negara negara lain yang ditujukan ke Perancis.
Akhir Perjalanan
Diplomasi Napoleon yang bertujuan untuk sementara waktu mengakhiri perang dengan negara-negara Eropa lainnya itu hanya ia jalankan selama 3 tahun. Pada tahun 1803 Napoleon kembali mendeklarasikan perang Kepada Inggris dan selanjutnya Rusia serta Austria. Kemenangan demi kemenanganpun diraih oleh Napoleon sehingga usahanya untuk memperluas wilayah kekuasaan Perancis pun tampak menuai keberhasilan yang gemilang. Bahkan Napoleon berhasil menciptakan pemerintahan-pemerintahan boneka di Belanda, Spanyol, Naples, Swedia, dan Westphali yang kesemuanya itu dibawah kendali Napoleon. Akan tetapi tahun 1812 adalah titik balik bagi Napoleon dimana pasukannya yang besar itu mengalami kekalahan telak dari Kekaisaran Russia. Hal ini mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan internasional terhadap Perancis, disamping itu tekanan tekanan yang muncul dari dalam negeripun juga semakin meningkat. Akibatnya Napoleon harus menyerah kepada musuh pada tahun 1814 di pulau Elba. Setelah kejatuhannya itu, berbagai usaha untuk kembali menguasai Eropa pun ia lakukan, akan tetapi tidak ada satupun usahanyanya yang menunjukkan keberhasilan. Bahkan pada tahun 1821 ia harus meninggal di pengasingannya yaitu dipulau St.Hellena. Dengan meninggalkan sebuah memo “I wish my ashes to rest on the banks of the Seine, in the midst of that French people which I have loved so much. I die before my time, killed by the English oligarchy and its hired assassins."

Legitimasi, Kewenangan, Dan Kekuasaan Jendral Napoleon Bonaparte Dalam Satu Kesatuan Yang Harmonis.
Menurut Max Weber, kekuasaan adalah kemampuan untuk dalam suatu hubungan sosial, melakukankemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apa-pun dasar kemampuan ini ( M.Budiardjo, ed., 1983:16), inilah dua jenis definisi kekuasaan menurut dua ahli berbeda kebangsaan dalam memandang arti dari sebuah kekuasaan, yang mana sama-sama menitikberatkan pada kemampuan dan pemaksaan. Sedangkan kewenangan merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan (legitimate power), sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki nilai keabsahan didalamnya. Dan legitimasi merupakan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral pemimpin untuk memerintah, membuat, dan melaksanakan keputusan politik di suatu wilayah tertentu. Dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwasanya kekuasaan akan menarik dan membawa kita dalam penguasaan atas kemauan berdasarkan kemampuan kita yang akan menghasilkan suatu keabsahan yang membentuk kekuasaan tersebut menjadi suatu kewenangan yang legitimate dan diakui adanya dan diterima di dalam kehidupan bermasyarakat. Berbicara masalah kekuasaan, kewenangan dan legitimasi Napoleon Bonaparte sudah barang tentu tidak akan terlepas dari sejarah perjuangannya menjadi seorang penguasa Perancis. Napoleon Bonaparte merupakan salah satu tokoh pahlawan sekaligus diktator di negara Perancis. Pada waktu itu kelompok Montagne dibawah pimpinan Robespierre diburu dan dihukum mati karena persaingan kekuasaan diantaramereka yang mencetuskan ide revolusi.
Pemerintahan tersebut tidak bisa dipercaya oleh rakyat, bahkan rakyat memandangnya sebagai pemerintahan lemah karena banyak korupsi. Tetapi dari segi militer, Perancis mengalami kemajuan pesat berkat kehebatan seorang tokoh militer bernama Napoleon Bonaparte. Napoleon sangat terkenal di kalangan masyarakat bahkan mendapat sanjungan sebagai tokoh militer yang bisa dibanggakan untuk kepentingan pertahanan keamanan, baik keamanan dalam negeri maupun luar negeri. Keadaan buruk di dalam Pemerintahan Directoire Perancis dimanfaatkan oleh Napoleon Bonaparte untuk merebut kekuasaan Pemerintahan Directoire pada tahun 1799. Napoleon Bonaparte sanggup menyelamatkan negara Perancis dari keruntuhan serta berhasil mendapat dukungan dan pujaan dari rakyat. Rakyat kemudian mengangkatnya menjadi konsul seumur hidup sampai pada tahun 1802. Pada tahun 1804, Napoleon mengangkat dirinya menjadi Kaisar Perancis yang diresmikan oleh Paus Pius VII.
Dari sepenggal pengantar kecil di atas, dapat kita lihat bagaimana kejelian dan kehebatan Napoleon Bonaparte dalam memainkan kondisi dan keahliannya dalam mencapai kekuasaan yang dia inginkan. Dengan memainkan perannya dalam militer dan mengambil hati dan kekuataan masayarakat dalam membendung dukungan. Pada masa kejayaannya, Napoleon Bonaparte menguasai hampir seluruh dataran Eropa baik dengan diplomasi maupun peperangan. Diantaranya adalah Belanda dengan diangkatnya adiknya Louis Napoleon, Spanyol dengan diangkatnya Joseph Napoleon, Swedia dengan diangkatnya Jenderal Bernadotte sebagai raja yang kemudian melakukan pengkhianatan, sebagian besar wilayah Italia yang direbut dari Austria dan Polandia dengan diangkatnya Joseph Poniatowski sebagai wali negara Polandia. Ketika itu, hampir semua negara di Eropa menjadi jajahan ataupun sekutu Perancis. Di masa pemerintahannya, Napoleon mulai membangun Kekaisaran Perancis-nya di atas legitimasi nasionalisme, atas nama rakyat yang memujanya.

Kudeta Pemerintahan Awal Aksi Napoleon Bonaparte Dalam Kekaisaran
Peristiwa 18 Brumaire merupakan sebuah aksi kudeta yang terjadi di Perancis, revolusi ini digagas oleh Jendral Napoleon Bonaparte dan berhasil menggulingkan kekuasaan Direktori (distrik) Perancis dan merubahnya menjadi sebuah Konsulate (perwakilan). Revolusi ini terjadipada 9 November 1799, bersama dengan 18 Brumaire tahun VII dalam kalendar Republik Perancis. Pagi hari di 18 Brumaire, para anggota dewan yang besimpati terhadap gerakan kudeta memperingati semua rekannya mengenai adanya konspirasi dan menyuruh mereka untuk mengungsi ke Chataeu de Saint-Cloud, yang terletak di sebelah barat Paris. Pagi itu Jendral Napoleon Bonaparte pun diberi tugas untuk mengawasi dua anggota dewan. Bahkan setelah menyebarnya isu kudeta, Sieyes dan Roger Ducos pun mundur dari jabatnya sebagai direktur. Demikian pula dengan Barras, setelah melalui upaya persuasif yang dilakukan oleh Talleyranddan pasukannya. Pengunduran tiga dari lima direksi dirasakan sudah cukup untuk mengalihkan kekuasan, meski dua direktur wilayah Jacobin, Gohier dan Moulin menolak untuk menyerahkan jabatannya. Gohier berhasil ditangkap sementara Moulin berhasil melarikan diri, meski demikian mereka tidak begitu membahayakan bagi kelangsungan pengalihan kekuasaan yang baru. Namun ternyata beberapa hari kemudian tercium sebuah gerakan pembangkangan di wilayah Jacobin yang didalangi oleh Gohier dan koleganya Moulin. Segera Napoleon beserta pasukan kecilnya memasuk ruangan Gouhier dan berhasil menghentikan semua percobaan kudeta di dalam kudeta. Atas aksi-aksi dan pemikirannya yang gemilang selama kudeta 18 Brumaire, Napoleon kemudian menjadi penguasa Perancis.


Pengaruh Sosial Dan Politik Dari Kepemimpinan Sang Napoleon Bonaparte

Pengaruh Sosial Kemasyarakatan.
Napoleon Bonaparte merupakan satu-satunya kaisar Perancis yang mampu membawa Perancis kepada puncak kejayaannya. Dimana pada masa kepemimpinannya, hampir seluruh wilayah Eropa berada dibawah kekuasaannya bahkan wilayah Asia bagian barat pun juga tidak luput dari kekuasaannya, wilayah itu adalah Mesir dan Palestina. Dalam masa kepemimpinannya sebagai seorang Kaisar Perancis tentu banyak kebijakan-kebijakan ataupun peraturan-peraturan yang dibuat untuk mengamankan posisinya ataupun untuk memajukan wilayah kekuasaannya. Terdapat beberapa kebijakan yang dikeluarkan Napoleon yang memberikan dampak sosial bagi masyarakatnya. Diawal masa kepemimpinannya, Napoleon Bonaparte telah mendirikan sebuah bank yang diberi nama Bank Perancis yang bertugas untuk mengakomodir keuangan negara serta tempat untuk menyimpan uang-uang yang diperoleh negara maupun masyarakatnya. Selain itu Napoleon Bonaparte juga mendirikan sebuah Universitas yaitu Universitas Perancis yang memiliki banyak sekali fungsi yang diantaranya adalah tentu saja untuk menjadikan warga Perancis menjadi warga yang cerdas dan pintar. Berdasar atas hal ini saja tentu sudah memperkuat peran Napoleon Bonaparte sang Kaisar Perancis didalam bidang sosial kemasyarakatan.
Selain yang disebutkan diatas, dampak atau pengaruh sosial yang lain adalah, dimana seorang Kaisar yang bernama Napoleon Bonaparte mencontohkan kepada masyarakatnya untuk tidak malu mengakui status sosial keluarganya sebelum menjadi seorang pemimpin besar kepada dunia luar. Mengapa hal ini perlu dicontoh ? Karena hal ini dapat membuat seorang pemimpin lebih rendah hati dengan mengingat kembali keadaan keluarganya dulu, sehingga diharapkan dengan demikian tidak akan muncul kesombongan didalam diri seorang pemimpin kepada masyarakatnya terutama golongan yang menengah kebawah. Sebagai seorang yang berasal dari keluarga dan daerah yang miskin, Napoleon tak pernah malu mengakuinya. Hal ini tercermin ketika menjabat sebagai kaisar, salah satu perwiranya mempersoalkan keputusannya mengangkat para anggota the ancienne noblesse, ia berkata, "Apakah saya seorang keturunan bangsawan? Saya adalah seorang keturunan Corsica yang miskin”, hingga akhir hayatnya ia tetap menjaga kesetiaan dan kode etik keluarga yang menjadi ciri khas karakter orang Corsica.
Selain itu Napoleon Bonaparte juga mampu membuat apa yang kemudian disebut sebagai Kode Napoleon. Dalam banyak hal, kode ini mencerminkan ide-ide Revolusi Perancis. Misalnya, di bawah code ini tidak ada hak-hak istimewa berdasar kelahiran dan asal-usul, semua orang sama derajat di mata hukum. Berbarengan dengan itu code tersebut cukup mendekati hukum-hukum lama dan adat kebiasaan Perancis sehingga diterima oleh rakyat Perancis dan sistem pengadilannya. Secara umum, code itu moderat, terorganisir rapi dan ditulis dengan ringkas, jelas, serta dapat diterima, tambahan pulamudah difahami. Akibatnya, code ini tidak hanya berlaku di Perancis (hukum perdata Perancis yang berlaku sekarang hampir mirip dengan Code Napoleon itu) tetapi juga diterima pula di negeri-negeri lain dengan perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan keperluan setempat. Dengan dibentuknya Code Napoleon maka jalannya pemerintahan Perancis yang berdampak bagi masyrakatnya menjadi lebih baik dan terorganisir. Bagi wilayah kekuasaanya terutama diwilayah Mesir, kepemimpinan seorang Napoleon Bonaparte juga memberikan dampak sosial tersendiri. Hal itu dapat dilihat dengan adanya tiga poin ide-ide yang dicetuskan oleh Napoleon Bonaparte yang berhubungan erat dengan sistem kemasyarakatan yang ada, yaitu:
1.        Sistem pemerintahan republik yang di dalamnya kepala negara dipilih untuk waktu tertentu, tunduk kepada Undang-undang Dasar dan bisa dijatuhkan oleh parlemen. Sistem ini berlain sama sekali dengan sistem pemerintahan absolut raja-raja Islam, yang tetap menjadi raja selama ia masih hidup dan kemudian digantikan oleh anaknya, tidak tunduk kepada konstitusi atau parlemen, karena konstitusi dan parlemen memang tidak ada dalam sistem kerajaan itu. Ide yang terkandung dalam kata republik masih sulit ditangkap, dan dengan demikian mencari terjemahannya ke dalam bahasa Arab sulit pula. Dalam maklumat-maklumat Napoleon, Republik Prancis diterjemahkan menjadi Al-Jumhur al-Faransawi. Jumhur sebenarnya berarti orang banyak. Jadi yang tertangkap dari kata republik ialah publik, orang banyak. Di permulaan abad ke-20 inilah kelihatannya baru muncul terjemahan yang lebih tepat, yaitu jumhuriah.

2.    Ide persamaan (egalite) dalam arti samanya kedudukan dan turut sertanya rakyat dalam soal pemerintahan. Kalau sebelum ini, rakyat Mesir tak turut serta dalam pemerintahan negara mereka, Napoleon mendirikan suatu badan kenegaraan yang terdiridari ulama-ulama Al-Azhar dan pemuka-pemuka dalam dunia dagang dari Kairo ke daerah-daerah. Tugas badan ini ialah membuat undang-undang, memelihara ketertiban umum dan menjadi pengantara antara penguasa-penguasa Prancis dan rakyat Mesir. Disamping itu didirikan pula suatu badan bernama Diwan al-Ummah yang dalam waktu-waktu tertentu mengadakan sidang untuk membicarakan hal-hal bersangkutan dengan kepentingan nasional. Tiap-tiap daerah mengirimkan Sembilan wakil ke Sidang Dewan itu, tiga dari golongan ulama, tiga dari golongan pedagang, dan satu dari masing-masing golongan petani, kepala desa dan kepala suku bangsa Arab. Dewan ini mempunyai 180 anggota dan sidang pertama diadakan dari tanggal 5 sampai 20 Oktober 1798. Putusan yang diambil ialah menganjurkan perubahan peraturan pajak yang ditetapkan Kerajaan Usmani.