RESUME
NAPOLEON
BONAPARTE
Oleh : Agus Rasiwan
Sekilas
Tentang Sang Jendral Napoleon Bonaparte
Jendral Besar Napoleon yang juga merupakan salah satu
kaisar agung di daratan Eropa dilahirkan dari rahim seorang ibu yang bernama
Letizia Ramolino yang merupakan isteri seorang pengacara bernama of Carlo
Buonaparte di kota Ajaccio pulau Corsica Perancis. Dia merupakan anak keempat
dan kedua yang dapat bertahan hidup dari peperangan yang terjadi di pulau
tempat tinggal mereka. Kelahiran Napoleon hampir bersamaan dengan waktu
pengokupasian pulau Corsica oleh pasukan Perancis yang pada saat itu membuat
ayahnya mengobarkan semangat nasionalisme bersama-sama para local leaders
lainnya untuk melawan pasukan Perancis. Akan tetapi perubahan terjadi,ketika
para local leaders tadi melarikan diri meninggalkan Corsica,hal ini memaksa
ayah Napoleon untuk mengubah haluan yaitu beraliansi dengan pasukan Perancis. Hal
ini memberikan keuntungan tersendiri baginya yaitu dapat menyekolahkan kedua
anaknya,Napoleon dan Joseph ke France's College d'Autun.
Setelah menyelesaikan sekolahnya di France's College
d'Autun,Napoleon melanjutkan studinya di military college of Brienne selama
lima tahun dan setelah itu dia melanjutkan studinya di akademi militer
Perancis. Pada tahun 1785 ketika ia masih belajar di akademi, ayahnya meninggal
dunia dikarenakan oleh kanker perut yang sudah kronis. Hal ini memaksanya untuk
menjadi pengganti ayahnya sebagai kepala keluarga sehingga harus lulus awal
dengan pangkat Letnan Dua dan segera kembali pulang ke Corsica pada tahun 1786.
Awal
Perjalanan
Setelah segala urusan pribadinya di corsica selesai
,Napoleon kembali ke Perancis pada tahun 1793. Kembalinya dia ke Perancis ia
anggap sebagai pengabdian luhurnya kepada militer Perancis. Panglima muda ini dengan
cepat dapat meraih berbagai hal yang sangat mengagumkan sampai-sampai
Jacobins,seorang pemimpin gerakan politik yang sangat terkenal pada saat itu
menaruh perhatian khusus pada Napoleon. Pada tahun 1794, Perancis memasuki
sebuah masa yang dikenal dengan nama the Reign of Terror, dimana lebih dari
40.000 jiwa terbunuh dan juga membuat Jacobins terlempar dari lingkaran
kekuasaan negara. Kekacauan yang terjadi di Perancis memberikan keuntungan
tersendiri untuk panglima militer ambisius seperti Napoleon Bonaparte,yaitu
untuk semakin melejitkan karier politiknya. Karier Napoleon mulai menanjak
tatkala ia berhasil menyelamatkan Gubernur Paris dari serbuan demonstran yang
beruasaha membunuh seluruh bangsawan yang ada di kota Paris. Pada tahun 1795, karena
jasanya itu ia dianugrahi gelar The Commander of the Army of the Interior dan
selanjutnya langsung diangkat sebagai penasehat agung urusan kemiliteran. Pada
tahun 1796, Napoleon memimpin 30.000 pasukan untuk menaklukkan Italia dan
dilanjutkan dengan banyaknya penaklukak kekaisaran Austria, hal ini membuat
luas wilayah Perancis bertambah lebar secara drastis, disamping itu hal ini
juga memberikan keuntungan tersendiri bagi Napoleon yaitu dia menjadi.the
military's brightest star.
Setelah menguasai dataran Eropa tengah dan
selatan,Napoleon mulai membidik Timur Tengah yang dimulai dengan menguasai
Mesir. Hal ini bertujuan untuk menggoyahkan dominasi Inggris di daerah iti
serta memotong jalur perdagangan Inggris menuju India yang pada saat itu
merupakan daerah penyedia kebutuhan pokok bagi Inggris.
Peletak
Konstitusi
Strategi politik Napoleon yang luar biasa itu mampu
menghantarkan dirinya untuk membuat konstitusi baru bagi negaranya, dimana hal
ini menjadikannya seorang konsulat yang berkuasa penuh bahkan hampir mirip
seorang diktaktor. Mengapa ia disebut mirip seorang diktaktor tak lain karena
pada saat itu ia memiliki otoritas yang sangat luas seperti menunjuk menteri, menunjuk
jendral, membentuk bahkan membubarkan lembaga legislatif. Dengan segala
strateginya maka pada bulan Februari 1800 konstitusi baru ini diterima secara
sah dan legal menjadi konstitusi negara Perancis. Dibawah kendali Napoleon, Perancis
berhasil menyelenggarakan reformasi internal secara total. Berbagai kemajuan
ditunjukkan di berbagai bidang seperti ekonomi, tata hukum negara, pendidikan, bahkan
penataan kehidupan gereja dimana ia menentukan ajaran Khatolik Rhoma sebagai
agama resmi negara. Dia Juga berhasil membuat undang undang yang dikenal dengan
“Napoleon Codes”. “Napoleon Codes” ialah sebuah undang undang yang mengatur
pelarangan pemberian hak istimewa atau privileges berdasarkan kelahiran atau
keturunan, sebuah undang-undang yang membebaskan seluruh warga negara untuk
memeluk agama yang merekayakini, dan lapangan pekerjaan harus diberikan kepada
mereka yang benar-benar berkualitas. Dibidang hubungan internasional, diplomasi
yang ia gunakan berhasil menciptakan perdamaian di Eropa khususnya membatalkan
serangan negara negara lain yang ditujukan ke Perancis.
Akhir
Perjalanan
Diplomasi Napoleon yang bertujuan untuk sementara
waktu mengakhiri perang dengan negara-negara Eropa lainnya itu hanya ia
jalankan selama 3 tahun. Pada tahun 1803 Napoleon kembali mendeklarasikan
perang Kepada Inggris dan selanjutnya Rusia serta Austria. Kemenangan demi
kemenanganpun diraih oleh Napoleon sehingga usahanya untuk memperluas wilayah
kekuasaan Perancis pun tampak menuai keberhasilan yang gemilang. Bahkan
Napoleon berhasil menciptakan pemerintahan-pemerintahan boneka di Belanda, Spanyol,
Naples, Swedia, dan Westphali yang kesemuanya itu dibawah kendali Napoleon. Akan
tetapi tahun 1812 adalah titik balik bagi Napoleon dimana pasukannya yang besar
itu mengalami kekalahan telak dari Kekaisaran Russia. Hal ini mengakibatkan
bertambah kuatnya tekanan internasional terhadap Perancis, disamping itu
tekanan tekanan yang muncul dari dalam negeripun juga semakin meningkat. Akibatnya
Napoleon harus menyerah kepada musuh pada tahun 1814 di pulau Elba. Setelah
kejatuhannya itu, berbagai usaha untuk kembali menguasai Eropa pun ia lakukan, akan
tetapi tidak ada satupun usahanyanya yang menunjukkan keberhasilan. Bahkan pada
tahun 1821 ia harus meninggal di pengasingannya yaitu dipulau St.Hellena.
Dengan meninggalkan sebuah memo “I wish my ashes to rest on the banks of the
Seine, in the midst of that French people which I have loved so much. I die
before my time, killed by the English oligarchy and its hired assassins."
Legitimasi,
Kewenangan, Dan Kekuasaan Jendral Napoleon Bonaparte Dalam Satu Kesatuan
Yang Harmonis.
Menurut Max Weber, kekuasaan
adalah kemampuan untuk dalam suatu hubungan sosial, melakukankemauan sendiri
sekalipun mengalami perlawanan dan apa-pun dasar kemampuan ini ( M.Budiardjo, ed.,
1983:16), inilah dua jenis definisi kekuasaan menurut dua ahli berbeda kebangsaan dalam
memandang arti dari sebuah kekuasaan, yang mana sama-sama menitikberatkan pada
kemampuan dan pemaksaan. Sedangkan kewenangan merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan
(legitimate power), sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki nilai keabsahan didalamnya.
Dan legitimasi merupakan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral
pemimpin untuk memerintah, membuat, dan melaksanakan keputusan politik di suatu wilayah
tertentu. Dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwasanya kekuasaan akan menarik dan membawa
kita dalam penguasaan atas kemauan berdasarkan kemampuan kita yang akan menghasilkan suatu
keabsahan yang membentuk kekuasaan tersebut menjadi suatu kewenangan yang
legitimate dan diakui adanya dan diterima di dalam kehidupan bermasyarakat. Berbicara masalah
kekuasaan, kewenangan dan legitimasi Napoleon Bonaparte sudah barang tentu tidak akan
terlepas dari sejarah perjuangannya menjadi seorang penguasa Perancis. Napoleon Bonaparte
merupakan salah satu tokoh pahlawan sekaligus diktator di negara Perancis. Pada waktu itu kelompok
Montagne dibawah pimpinan Robespierre diburu dan dihukum mati karena persaingan
kekuasaan diantaramereka yang mencetuskan ide revolusi.
Pemerintahan
tersebut tidak bisa dipercaya oleh rakyat, bahkan rakyat memandangnya sebagai pemerintahan
lemah karena banyak korupsi. Tetapi dari segi militer, Perancis mengalami kemajuan pesat berkat
kehebatan seorang tokoh militer bernama Napoleon Bonaparte. Napoleon sangat terkenal di
kalangan masyarakat bahkan mendapat sanjungan sebagai tokoh militer yang bisa dibanggakan untuk
kepentingan pertahanan keamanan, baik keamanan dalam negeri maupun luar negeri.
Keadaan buruk di dalam Pemerintahan Directoire Perancis dimanfaatkan oleh Napoleon Bonaparte
untuk merebut kekuasaan Pemerintahan Directoire pada tahun 1799. Napoleon Bonaparte
sanggup menyelamatkan negara Perancis dari keruntuhan serta berhasil mendapat dukungan dan
pujaan dari rakyat. Rakyat kemudian mengangkatnya menjadi konsul seumur hidup sampai
pada tahun 1802. Pada tahun 1804, Napoleon mengangkat dirinya menjadi Kaisar Perancis yang
diresmikan oleh Paus Pius VII.
Dari
sepenggal pengantar kecil di atas, dapat kita lihat bagaimana kejelian dan
kehebatan Napoleon
Bonaparte dalam memainkan kondisi dan keahliannya dalam mencapai kekuasaan yang dia inginkan.
Dengan memainkan perannya dalam militer dan mengambil hati dan kekuataan masayarakat
dalam membendung dukungan. Pada masa kejayaannya, Napoleon Bonaparte menguasai
hampir seluruh dataran Eropa
baik
dengan diplomasi maupun peperangan. Diantaranya adalah Belanda dengan
diangkatnya adiknya
Louis Napoleon, Spanyol
dengan diangkatnya Joseph Napoleon, Swedia dengan diangkatnya Jenderal
Bernadotte sebagai raja yang kemudian melakukan pengkhianatan, sebagian besar wilayah
Italia yang direbut dari Austria dan Polandia dengan diangkatnya Joseph Poniatowski sebagai
wali negara Polandia. Ketika itu, hampir semua negara di Eropa menjadi jajahan ataupun sekutu
Perancis. Di masa pemerintahannya, Napoleon mulai membangun Kekaisaran Perancis-nya
di atas legitimasi nasionalisme, atas nama rakyat yang memujanya.
Kudeta
Pemerintahan Awal Aksi Napoleon Bonaparte Dalam Kekaisaran
Peristiwa
18 Brumaire merupakan sebuah aksi kudeta yang terjadi di Perancis, revolusi ini digagas oleh
Jendral Napoleon Bonaparte dan berhasil menggulingkan kekuasaan Direktori (distrik) Perancis dan
merubahnya menjadi sebuah Konsulate (perwakilan). Revolusi ini terjadipada 9
November 1799, bersama dengan 18 Brumaire tahun VII dalam kalendar Republik Perancis. Pagi hari di 18
Brumaire, para anggota dewan yang besimpati terhadap gerakan kudeta memperingati semua
rekannya mengenai adanya konspirasi dan menyuruh mereka untuk mengungsi ke Chataeu de
Saint-Cloud, yang terletak di sebelah barat Paris. Pagi itu Jendral Napoleon Bonaparte pun
diberi tugas untuk mengawasi dua anggota dewan. Bahkan setelah menyebarnya isu kudeta,
Sieyes dan Roger Ducos pun mundur dari jabatnya sebagai direktur. Demikian pula dengan
Barras, setelah melalui upaya persuasif yang dilakukan oleh Talleyranddan
pasukannya. Pengunduran tiga dari lima direksi dirasakan sudah cukup untuk
mengalihkan kekuasan, meski
dua direktur wilayah Jacobin, Gohier dan Moulin menolak untuk menyerahkan jabatannya. Gohier
berhasil ditangkap sementara Moulin berhasil melarikan diri, meski demikian mereka tidak begitu
membahayakan bagi kelangsungan pengalihan kekuasaan yang baru. Namun ternyata beberapa hari
kemudian tercium sebuah gerakan pembangkangan di wilayah Jacobin yang didalangi oleh
Gohier dan koleganya Moulin. Segera Napoleon beserta pasukan kecilnya memasuk ruangan Gouhier
dan berhasil menghentikan semua percobaan kudeta di dalam kudeta. Atas aksi-aksi dan
pemikirannya yang gemilang selama kudeta 18 Brumaire, Napoleon kemudian menjadi
penguasa Perancis.
Pengaruh
Sosial Dan Politik Dari Kepemimpinan Sang Napoleon Bonaparte
Pengaruh
Sosial Kemasyarakatan.
Napoleon Bonaparte merupakan satu-satunya kaisar
Perancis yang mampu membawa Perancis kepada puncak kejayaannya. Dimana pada
masa kepemimpinannya, hampir seluruh wilayah Eropa berada dibawah kekuasaannya
bahkan wilayah Asia bagian barat pun juga tidak luput dari kekuasaannya,
wilayah itu adalah Mesir dan Palestina. Dalam masa kepemimpinannya sebagai
seorang Kaisar Perancis tentu banyak kebijakan-kebijakan ataupun peraturan-peraturan
yang dibuat untuk mengamankan posisinya ataupun untuk memajukan wilayah
kekuasaannya. Terdapat beberapa kebijakan yang dikeluarkan Napoleon yang
memberikan dampak sosial bagi masyarakatnya. Diawal masa kepemimpinannya,
Napoleon Bonaparte telah mendirikan sebuah bank yang diberi nama Bank Perancis
yang bertugas untuk mengakomodir keuangan negara serta tempat untuk menyimpan
uang-uang yang diperoleh negara maupun masyarakatnya. Selain itu Napoleon
Bonaparte juga mendirikan sebuah Universitas yaitu Universitas Perancis yang
memiliki banyak sekali fungsi yang diantaranya adalah tentu saja untuk
menjadikan warga Perancis menjadi warga yang cerdas dan pintar. Berdasar atas
hal ini saja tentu sudah memperkuat peran Napoleon Bonaparte sang Kaisar
Perancis didalam bidang sosial kemasyarakatan.
Selain yang disebutkan diatas, dampak atau pengaruh
sosial yang lain adalah, dimana seorang Kaisar yang bernama Napoleon Bonaparte
mencontohkan kepada masyarakatnya untuk tidak malu mengakui status sosial keluarganya
sebelum menjadi seorang pemimpin besar kepada dunia luar. Mengapa hal ini perlu
dicontoh ? Karena hal ini dapat membuat seorang pemimpin lebih rendah hati
dengan mengingat kembali keadaan keluarganya dulu, sehingga diharapkan dengan
demikian tidak akan muncul kesombongan didalam diri seorang pemimpin kepada
masyarakatnya terutama golongan yang menengah kebawah. Sebagai seorang yang
berasal dari keluarga dan daerah yang miskin, Napoleon tak pernah malu
mengakuinya. Hal ini tercermin ketika menjabat sebagai kaisar, salah satu
perwiranya mempersoalkan keputusannya mengangkat para anggota the ancienne
noblesse, ia berkata, "Apakah saya seorang keturunan bangsawan? Saya
adalah seorang keturunan Corsica yang miskin”, hingga akhir hayatnya ia tetap
menjaga kesetiaan dan kode etik keluarga yang menjadi ciri khas karakter orang
Corsica.
Selain itu Napoleon Bonaparte juga mampu membuat apa
yang kemudian disebut sebagai Kode Napoleon. Dalam banyak hal, kode ini
mencerminkan ide-ide Revolusi Perancis. Misalnya, di bawah code ini tidak ada
hak-hak istimewa berdasar kelahiran dan asal-usul, semua orang sama derajat di
mata hukum. Berbarengan dengan itu code tersebut cukup mendekati hukum-hukum
lama dan adat kebiasaan Perancis sehingga diterima oleh rakyat Perancis dan
sistem pengadilannya. Secara umum, code itu moderat, terorganisir rapi dan
ditulis dengan ringkas, jelas, serta dapat diterima, tambahan pulamudah
difahami. Akibatnya, code ini tidak hanya berlaku di Perancis (hukum perdata Perancis yang berlaku
sekarang hampir mirip dengan Code Napoleon itu) tetapi juga diterima pula di
negeri-negeri lain dengan perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan keperluan setempat.
Dengan dibentuknya Code Napoleon maka jalannya pemerintahan Perancis yang berdampak
bagi masyrakatnya menjadi lebih baik dan terorganisir. Bagi wilayah
kekuasaanya terutama diwilayah Mesir, kepemimpinan seorang Napoleon Bonaparte juga
memberikan dampak sosial tersendiri. Hal itu dapat dilihat dengan adanya tiga poin
ide-ide yang dicetuskan oleh Napoleon Bonaparte yang berhubungan erat dengan
sistem kemasyarakatan yang ada, yaitu:
1.
Sistem pemerintahan
republik yang di dalamnya kepala negara dipilih untuk waktu tertentu,
tunduk kepada Undang-undang Dasar dan bisa dijatuhkan oleh parlemen. Sistem ini berlain
sama sekali dengan sistem pemerintahan absolut raja-raja Islam, yang tetap
menjadi raja selama ia masih hidup dan kemudian digantikan oleh anaknya, tidak tunduk
kepada konstitusi atau parlemen, karena konstitusi dan parlemen memang tidak ada dalam sistem
kerajaan itu. Ide yang terkandung dalam kata republik masih sulit ditangkap,
dan dengan demikian mencari terjemahannya ke dalam bahasa Arab sulit pula. Dalam
maklumat-maklumat Napoleon, Republik Prancis diterjemahkan menjadi Al-Jumhur
al-Faransawi. Jumhur sebenarnya berarti orang banyak. Jadi yang tertangkap dari kata
republik ialah publik, orang banyak. Di permulaan abad ke-20 inilah kelihatannya baru
muncul terjemahan yang lebih tepat, yaitu jumhuriah.
2. Ide persamaan (egalite)
dalam arti samanya kedudukan dan turut sertanya rakyat dalam soal
pemerintahan. Kalau sebelum ini, rakyat Mesir tak turut serta dalam pemerintahan negara
mereka, Napoleon mendirikan suatu badan kenegaraan yang terdiridari ulama-ulama
Al-Azhar dan pemuka-pemuka dalam dunia dagang dari Kairo ke daerah-daerah. Tugas
badan ini ialah membuat undang-undang, memelihara ketertiban umum dan menjadi
pengantara antara penguasa-penguasa Prancis dan rakyat Mesir. Disamping itu
didirikan pula suatu badan bernama Diwan al-Ummah yang dalam waktu-waktu tertentu mengadakan sidang untuk membicarakan
hal-hal bersangkutan dengan
kepentingan
nasional. Tiap-tiap daerah mengirimkan Sembilan wakil ke Sidang Dewan itu, tiga dari golongan
ulama, tiga dari golongan pedagang, dan satu dari masing-masing golongan petani, kepala
desa dan kepala suku bangsa Arab. Dewan
ini mempunyai 180 anggota dan
sidang pertama diadakan dari tanggal 5 sampai 20 Oktober 1798. Putusan yang
diambil ialah menganjurkan perubahan peraturan pajak yang ditetapkan Kerajaan
Usmani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar