Rabu, 10 Desember 2014

JERMAN PASCA PERANG DUNIA II

RESUME
JERMAN PASCA PERANG DUNIA II
Oleh    : Agus Rasiwan
Pada tanggal 30 April 1945, sebelum tentara Rusia memasuki Berlin, Hitler dan Eva Braun istrinya yang baru dinikahinya, mencari perlindungan ditempat diperkuat (bunker) di bawah gedung Kanselarei dan bunuh diri. Peristiwa tersebut menyebar melalui radio. Kemudian pengganti Hitler sebagai kepala negara adalah Laksamana Doenitz. Pada tanggal 4 Mei 1945 tentara Jerman menyerah kepada sekutu tanpa syarat. Penyerahan tentara Jerman yang berada di Holland dan Denmark dilakukan oleh Jenderal Laksamana von Friedburg kepada Maerskal Montgomery di markas besar di Luneburger Heide. Berakhir perang pada tanggal 8 Mei 1945 yang diumumkan kepada rakyat Amerika oleh Presiden Truman, kepada rakyat Inggris oleh perdana menteri Churchill. Sedangkan Rusia mengumumkan pada tanggal 9 Mei 1945 oleh Marskal Stalin.
Pada tanggal 5 Juni 1945 didirikan suatu komite pengawas dari sekutu, terdiri dari Jenderal Eisenhower, Fieldmarshal Montgomery dan Marsekal Zhukov, yang berkuasa di seluruh Jerman. Wilayah Jerman terbagi atas empat daerah pendudukan, masing-masing dibawah militer Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Uni soviet. Sedangkan Berlin di bagi atas empat sektor, juga masing-masing di bawah administrasi militer Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Uni soviet.
Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia II
Selepas habisnya Perang Dunia II di Eropa, Negara Jerman telah dibagi-bagi menjadi empat zona pendudukan. Ibu kota lama Berlin, sebagai pusat Dewan Kontrol Tentara Sekutu sendiri dibagi menjadi empat zona. Meskipun niat kuasa pendudukan adalah untuk mengawal Jerman bersama-sama dari tahun 1947, kedatangan Perang Dingin menyebabkan Perancis, Inggris dan Amerika Serikat menggabungkan zona-zona mereka ke dalam Republik Federal Jerman (dan Berlin Barat) pada 1949, tidak termasuk zona Uni Soviet yang kemudian menjadi Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin Timur) pada tahun yang sama. Selain itu, sejajar dengan syarat-syarat Konferensi Yalta pada Februari 1945, wilayah-wilayah timur Pomerania dan Silesia, serta separuh daripada selatan Prusia Timur, diberikan kepada Polandia dan separuh daripada utara Prusia Timur (kini dikenal sebagai Kaliningrad Oblast) diberikan kepada Uni Soviet.
Jerman Barat dan Jerman Timur kedua-duanya mengklaim sebagai pengganti sah bagi penduduk Kerajaan Jerman yang Lama (Deutsches Reich atau Jerman Raya). Bagaimanapun juga, Jerman Timur mengubah pendapatnya selepas itu, dan menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti ada pada tahun 1945 dan bahwa kedua-dua Jerman Barat dan Jerman Timur adalah negara baru.
Rencana pertama untuk menyatukan bagi-bagian wilayah Jerman diajukan oleh Josef Stalin pada 1952 di bawah syarat-syarat sebagaimana yang kemudian diambil untuk Austria. Ia memerlukan penciptaan satu Negara Jerman yang netral dengan sebuah perbatasan timur yang disebut sebagai Perbatasan Oder-Neisse dan semua pasukan bersekutu dipindahkan pada tahun yang sama. Pemerintahan Jerman Barat di bawah Kanselir Konrad Adenauer lebih menyukai integrasi lebih dekat dengan Eropa Barat dan meminta Penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan umum seluruh Jerman dan dipantau Dunia Internasional. Syarat ini ditolak oleh Uni Soviet. Satu lagi rencana Stalin ialah melibatkan Penyatuan kembali Negara Jerman dengan mengikuti perbatasan sesuai tanggal 31 Desember 1937 di bawah syarat bahwa Negara Jerman bergabung dengan Pakta Warsawa (Blok Timur).
Mulai 1949 dan seterusnya, Republik Federal Jerman dibangun menjadi suatu negara barat kapitalis dengan sebuah "ekonomi pasar sosial" dan pemerintahan demokratis berparlemen. Pertumbuhan ekonomi berpanjangan bermula dalam 1950 dan menghasilkan satu "keajaiban ekonomi" 30-tahun (Wirtschaftswunder). Manakala di Republik Demokratis Jerman menubuhkan suatu pemerintahan otoriter dengan suatu gaya meniru ekonomi Uni Soviet. Walaupun Jerman Timur menjadi terkaya dan negara paling maju di Blok Timur, banyak dari warganya yang masih melihat ke Barat untuk kebebasan politik dan kemakmuran ekonomi. Pelarian orang Jerman Timur ke negara non-komunis melalui Berlin Barat menyebabkan Jerman Timur menegakkan satu sistem penjagaan perbatasan ketat (yang mana Tembok Berlin adalah bagian darinya) pada 1961 untuk mencegah pelarian massal ini.
Antara 1949 ketika Jerman Timur didirikan dan pertengahan 1961, setidaknya 2.700.000 orang Jerman Timur melarikan diri, lebih dari setengah dari mereka melalui Berlin Barat. Dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa Timur, Jerman Timur adalah negara komunis paling produktif antara 1949 dan 1961. Namun, Jerman Timur memiliki akses terbatas pada media Jerman Barat dan sadar bahwa standar hidup mereka secara substansial lebih rendah dari rekan-rekan mereka di Jerman Barat. Banyak orang di Jerman Timur meninggalkan GDR berharap menemukan peluang ekonomi yang lebih baik di Barat.
Pemerintahan Jerman Barat dan sekutu NATO-nya pada mulanya tidak mengakui Republik Demokratis Jerman (Jerman Timur) atau Republik Rakyat Polandia, mengikut Doktrin Hallstein. Hubungan antara Jerman Timur dan Jerman Barat senantiasa dingin sehingga Kanselir Barat Willy Brandt melancarkan pemulihan hubungan baik yang kontroversial dengan Jerman Timur (Ostpolitik) pada tahun 1970-an.
Tembok Berlin
Tembok Berlin dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur). Mulai dibina pada tanggal 13 Agustus 1961, tembok ini menjadi tirai besi dan menjadi garisan pemisah yang sepadan antara Jerman Barat dan Jerman Timur yang berada di Berlin. Tembok Berlin dibina oleh Jerman Timur yang dipimpin oleh Walter Ulbricht yang disetujui oleh pemimpin Rusia yaitu Nikita Khrushchev. Pembangunan pagar dimulai tahun 1961. Pagar berduri diperbaiki (1962-1965). Kemudian dibangun Tembok batu (1965-1975).. Tembok ini setinggi 3.6 meter dan 1.2 meter lebar. Tembok ini hampir menyamai fungsi Tembok Besar di China. Total pembangunan bekisar 16,155,000 mark Jerman Timur. Ada 116 menara pemantau, senjata-senjata otomatis bersensor dan 20 bunkers.
Tujuan dibangunnya tembok Berlin untuk menghentikan orang-orang yang kabur dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Orang-orang yang kabur biasanya tenaga kerja muda yang produktif dan profesional. Sehingga Republik Demokratik Jerman kekurangan tenaga ahli profesioanal yang dapat mengurangi pertumbuhan pembangunan pada negara Jerman Timur, sehingga menimbulkan kesan ekonomi yang lemah pada Jerman Timur. Penghijrahan dari golongan profesional pada tahun 1949 - 1961 setiap hari dinamakan "Grenzgeger". Golongan profesional ini membantu pendirian semula Eropa Barat sebagaimana Plan Marshall.
Pada Juni 1962 Jerman Timur hanya membangun pagar sepanjang 81 meter . Tetapi pada 1989 menjadi sepanjang 155 km dengan tembok batu . Dimana-mana rumah di atas Tembok Berlin telah bongkar dan dipindahkan. Banyak yang telah mencoba membuat terowongan agar dapat menyeberang ke Jerman Barat. Tetapi tentera Jerman Timur memasang perangkap tidak terlihat atau ranjau dan bom-bom. Banyak yang terbunuh dan dibunuh ketika mencoba memanjat dan melintasi Tembok Berlin.
Pembinaan tembok ini telah dimanipulasikan oleh Jerman Barat dan blok kapitalis untuk memberikan kesan buruk terhadap Jerman Timur dan sistem komunis. Sebaliknya ia menjadi kunci kekuatan kehidupan sebenar dasar komunis yang selalu tutup dan menutup kelemahan mereka dengan cara kekerasan. Komunis bermakna tirai besi atau hidup dalam tembok batu.
Runtuhnya Tembok Berlin dan Penyatuan Kembali Jerman
Proses liberisasi lewat 1980-an membawa kepada keruntuhan Kesatuan Rusia hingga membenarkan pendemokrasian Jerman Timur. Demonstrasi demi demonstrasi para pekerja telah dibenarkan di Jerman Timur kerana 1987 kemelesetan ekonomi dunia merosot begitu dalam. Kesatuan pekerja mengambilalih corak kepimpinan kerajaan Jerman Timur dan mendesak Tembok Berlin diruntuhkan agar mereka mudah bekerja di Jerman Barat yang menyediakan lebih peluang pekerjaan.
Pada tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melawat Jerman Timur untuk memperingati hari ulang tahun Jerman Timur yang ke-40 dan mendorong para pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan. Berhadapan dengan huru-hara, pemimpin Jerman Timur Erich Honecker telah dipaksa untuk meletakkan jabatan pada 18 Oktober 1989 oleh anggota Politik barunya sendiri dan digantikan oleh Egon Krenz. Hal ini diikuti dengan pengunduran diri besar-besaran anggota kabinet Jerman Timur yang akhirnya jatuh pada tanggal 7 November. Lalu Gunther Schwabowski sebagai juru bicara pemerintahan Jerman Timur pada tanggal 9 November malam mengumumkan di televisi bahwa semua restriksi perjalanan ke Jerman Barat dihilangkan. Semula warga Jerman Timur kurang mengerti maksud pernyataannya. Setelah itu jutaan warga Jerman Timur berbondong-bondong pergi ke pos-pos perbatasan yang kemudian dibuka oleh para penjaga perbatasan. Setelah itu banyak warga Jerman baik Barat dan Timur memberanikan diri merusak Tembok Berlin. Peristiwa ini menjadi salah satu peristiwa berita mengesankan pada abad ke-20.
Pada waktu menteri Jerman Barat Genscher di Praha berpidato akan membawa sebagian masyarakat yang berada di kedutaan Jerman Barat di Praha dengan menggunakan kereta. Kemudian pada akhir 1989 mulai terjadi demonstran besar-besaran. Kemudian kompleksnya masyarkat, demonstran, polisi, dan politisi untuk membicarakan tentang bersatunya Jerman kembali tanpa ada kekerasan.
 Akhirnya 3 Oktober 1990 penggabungan Jerman Barat dan Jerman Timur. Pertama kalinya sejarah Jerman revolusi damai merubah dunia dan runtuhnya Tembok Berlin merupakan simbol terbesar usainya perang dingin.
Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada tanggal 3 Oktober 1990 ketika enam negara bagian Jerman Timur (Bundesländer); Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Berlin bersatu secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat), memilih salah satu dari dua opsi yang diterapkan dalam Konstitusi Jerman Barat (Grundgesetz).
Untuk memudahkan proses ini dan untuk meyakinkan negara-negara lain, Jerman Barat membuat beberapa perubahan kepada "Undang-undang Dasar". Pasal 146 diubah sehingga Pasal 23 dari konstitusi yang berlaku bisa dipakai untuk Penyatuan kembali.  Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah Jerman menanda tangani sebuah perjanjian dengan Polandia yang menyangkut perbatasan mereka yang dikenal sebagai Perbatasan Oder-Neisse, dan demikian, melepaskan tuntutan mereka untuk Silesia, Pomerania, Danzig (Gdańsk), dan Prusia Timur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar