RESUME
JERMAN PASCA PERANG DUNIA II
Oleh : Agus
Rasiwan
Pada tanggal 30 April 1945, sebelum tentara Rusia
memasuki Berlin, Hitler dan Eva Braun istrinya yang baru dinikahinya, mencari
perlindungan ditempat diperkuat (bunker) di bawah gedung Kanselarei dan bunuh
diri. Peristiwa tersebut menyebar melalui radio. Kemudian pengganti Hitler
sebagai kepala negara adalah Laksamana Doenitz. Pada tanggal 4 Mei 1945 tentara
Jerman menyerah kepada sekutu tanpa syarat. Penyerahan tentara Jerman yang
berada di Holland dan Denmark dilakukan oleh Jenderal Laksamana von Friedburg
kepada Maerskal Montgomery di markas besar di Luneburger Heide. Berakhir perang
pada tanggal 8 Mei 1945 yang diumumkan kepada rakyat Amerika oleh Presiden
Truman, kepada rakyat Inggris oleh perdana menteri Churchill. Sedangkan Rusia
mengumumkan pada tanggal 9 Mei 1945 oleh Marskal Stalin.
Pada tanggal 5 Juni 1945 didirikan suatu komite
pengawas dari sekutu, terdiri dari Jenderal Eisenhower, Fieldmarshal Montgomery
dan Marsekal Zhukov, yang berkuasa di seluruh Jerman. Wilayah Jerman terbagi
atas empat daerah pendudukan, masing-masing dibawah militer Amerika Serikat,
Inggris, Perancis dan Uni soviet. Sedangkan Berlin di bagi atas empat sektor,
juga masing-masing di bawah administrasi militer Amerika Serikat, Inggris,
Perancis dan Uni soviet.
Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia
II
Selepas habisnya Perang Dunia II di Eropa, Negara
Jerman telah dibagi-bagi menjadi empat zona pendudukan. Ibu kota lama Berlin,
sebagai pusat Dewan Kontrol Tentara Sekutu sendiri dibagi menjadi empat zona.
Meskipun niat kuasa pendudukan adalah untuk mengawal Jerman bersama-sama dari
tahun 1947, kedatangan Perang Dingin menyebabkan Perancis, Inggris dan Amerika
Serikat menggabungkan zona-zona mereka ke dalam Republik Federal Jerman (dan
Berlin Barat) pada 1949, tidak termasuk zona Uni Soviet yang kemudian menjadi
Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin Timur) pada tahun yang sama. Selain
itu, sejajar dengan syarat-syarat Konferensi Yalta pada Februari 1945,
wilayah-wilayah timur Pomerania dan Silesia, serta separuh daripada selatan
Prusia Timur, diberikan kepada Polandia dan separuh daripada utara Prusia Timur
(kini dikenal sebagai Kaliningrad Oblast) diberikan kepada Uni Soviet.
Jerman Barat dan Jerman Timur kedua-duanya mengklaim
sebagai pengganti sah bagi penduduk Kerajaan Jerman yang Lama (Deutsches Reich
atau Jerman Raya). Bagaimanapun juga, Jerman Timur mengubah pendapatnya selepas
itu, dan menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti ada pada tahun 1945 dan
bahwa kedua-dua Jerman Barat dan Jerman Timur adalah negara baru.
Rencana pertama untuk menyatukan bagi-bagian wilayah
Jerman diajukan oleh Josef Stalin pada 1952 di bawah syarat-syarat sebagaimana
yang kemudian diambil untuk Austria. Ia memerlukan penciptaan satu Negara
Jerman yang netral dengan sebuah perbatasan timur yang disebut sebagai
Perbatasan Oder-Neisse dan semua pasukan bersekutu dipindahkan pada tahun yang
sama. Pemerintahan Jerman Barat di bawah Kanselir Konrad Adenauer lebih
menyukai integrasi lebih dekat dengan Eropa Barat dan meminta Penyatuan kembali
dirundingkan dengan syarat pemilihan umum seluruh Jerman dan dipantau Dunia
Internasional. Syarat ini ditolak oleh Uni Soviet. Satu lagi rencana Stalin
ialah melibatkan Penyatuan kembali Negara Jerman dengan mengikuti perbatasan
sesuai tanggal 31 Desember 1937 di bawah syarat bahwa Negara Jerman bergabung
dengan Pakta Warsawa (Blok Timur).
Mulai 1949 dan seterusnya, Republik Federal Jerman
dibangun menjadi suatu negara barat kapitalis dengan sebuah "ekonomi pasar
sosial" dan pemerintahan demokratis berparlemen. Pertumbuhan ekonomi
berpanjangan bermula dalam 1950 dan menghasilkan satu "keajaiban
ekonomi" 30-tahun (Wirtschaftswunder). Manakala di Republik Demokratis
Jerman menubuhkan suatu pemerintahan otoriter dengan suatu gaya meniru ekonomi
Uni Soviet. Walaupun Jerman Timur menjadi terkaya dan negara paling maju di
Blok Timur, banyak dari warganya yang masih melihat ke Barat untuk kebebasan
politik dan kemakmuran ekonomi. Pelarian orang Jerman Timur ke negara
non-komunis melalui Berlin Barat menyebabkan Jerman Timur menegakkan satu
sistem penjagaan perbatasan ketat (yang mana Tembok Berlin adalah bagian
darinya) pada 1961 untuk mencegah pelarian massal ini.
Antara 1949 ketika Jerman Timur didirikan dan
pertengahan 1961, setidaknya 2.700.000 orang Jerman Timur melarikan diri, lebih
dari setengah dari mereka melalui Berlin Barat. Dibandingkan dengan
negara-negara lain di Eropa Timur, Jerman Timur adalah negara komunis paling
produktif antara 1949 dan 1961. Namun, Jerman Timur memiliki akses terbatas
pada media Jerman Barat dan sadar bahwa standar hidup mereka secara substansial
lebih rendah dari rekan-rekan mereka di Jerman Barat. Banyak orang di Jerman
Timur meninggalkan GDR berharap menemukan peluang ekonomi yang lebih baik di
Barat.
Pemerintahan Jerman Barat dan sekutu NATO-nya pada
mulanya tidak mengakui Republik Demokratis Jerman (Jerman Timur) atau Republik
Rakyat Polandia, mengikut Doktrin Hallstein. Hubungan antara Jerman Timur dan
Jerman Barat senantiasa dingin sehingga Kanselir Barat Willy Brandt melancarkan
pemulihan hubungan baik yang kontroversial dengan Jerman Timur (Ostpolitik)
pada tahun 1970-an.
Tembok Berlin
Tembok Berlin dibangun oleh Republik Demokratik
Jerman (Jerman Timur). Mulai dibina pada tanggal 13 Agustus 1961, tembok ini
menjadi tirai besi dan menjadi garisan pemisah yang sepadan antara Jerman Barat
dan Jerman Timur yang berada di Berlin. Tembok Berlin dibina oleh Jerman Timur
yang dipimpin oleh Walter Ulbricht yang disetujui oleh pemimpin Rusia yaitu
Nikita Khrushchev. Pembangunan pagar dimulai tahun 1961. Pagar berduri
diperbaiki (1962-1965). Kemudian dibangun Tembok batu (1965-1975).. Tembok ini
setinggi 3.6 meter dan 1.2 meter lebar. Tembok ini hampir menyamai fungsi
Tembok Besar di China. Total pembangunan bekisar 16,155,000 mark Jerman Timur.
Ada 116 menara pemantau, senjata-senjata otomatis bersensor dan 20 bunkers.
Tujuan dibangunnya tembok Berlin untuk menghentikan
orang-orang yang kabur dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Orang-orang yang
kabur biasanya tenaga kerja muda yang produktif dan profesional. Sehingga
Republik Demokratik Jerman kekurangan tenaga ahli profesioanal yang dapat
mengurangi pertumbuhan pembangunan pada negara Jerman Timur, sehingga
menimbulkan kesan ekonomi yang lemah pada Jerman Timur. Penghijrahan dari
golongan profesional pada tahun 1949 - 1961 setiap hari dinamakan
"Grenzgeger". Golongan profesional ini membantu pendirian semula
Eropa Barat sebagaimana Plan Marshall.
Pada Juni 1962 Jerman Timur hanya membangun pagar
sepanjang 81 meter . Tetapi pada 1989 menjadi sepanjang 155 km dengan tembok
batu . Dimana-mana rumah di atas Tembok Berlin telah bongkar dan dipindahkan.
Banyak yang telah mencoba membuat terowongan agar dapat menyeberang ke Jerman
Barat. Tetapi tentera Jerman Timur memasang perangkap tidak terlihat atau
ranjau dan bom-bom. Banyak yang terbunuh dan dibunuh ketika mencoba memanjat
dan melintasi Tembok Berlin.
Pembinaan tembok ini telah dimanipulasikan oleh
Jerman Barat dan blok kapitalis untuk memberikan kesan buruk terhadap Jerman
Timur dan sistem komunis. Sebaliknya ia menjadi kunci kekuatan kehidupan
sebenar dasar komunis yang selalu tutup dan menutup kelemahan mereka dengan
cara kekerasan. Komunis bermakna tirai besi atau hidup dalam tembok batu.
Runtuhnya Tembok Berlin dan
Penyatuan Kembali Jerman
Proses liberisasi lewat 1980-an membawa kepada
keruntuhan Kesatuan Rusia hingga membenarkan pendemokrasian Jerman Timur.
Demonstrasi demi demonstrasi para pekerja telah dibenarkan di Jerman Timur
kerana 1987 kemelesetan ekonomi dunia merosot begitu dalam. Kesatuan pekerja
mengambilalih corak kepimpinan kerajaan Jerman Timur dan mendesak Tembok Berlin
diruntuhkan agar mereka mudah bekerja di Jerman Barat yang menyediakan lebih
peluang pekerjaan.
Pada tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melawat
Jerman Timur untuk memperingati hari ulang tahun Jerman Timur yang ke-40 dan
mendorong para pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan. Berhadapan
dengan huru-hara, pemimpin Jerman Timur Erich Honecker telah dipaksa untuk
meletakkan jabatan pada 18 Oktober 1989 oleh anggota Politik barunya sendiri
dan digantikan oleh Egon Krenz. Hal ini diikuti dengan pengunduran diri
besar-besaran anggota kabinet Jerman Timur yang akhirnya jatuh pada tanggal 7
November. Lalu Gunther Schwabowski sebagai juru bicara pemerintahan Jerman
Timur pada tanggal 9 November malam mengumumkan di televisi bahwa semua
restriksi perjalanan ke Jerman Barat dihilangkan. Semula warga Jerman Timur
kurang mengerti maksud pernyataannya. Setelah itu jutaan warga Jerman Timur
berbondong-bondong pergi ke pos-pos perbatasan yang kemudian dibuka oleh para
penjaga perbatasan. Setelah itu banyak warga Jerman baik Barat dan Timur
memberanikan diri merusak Tembok Berlin. Peristiwa ini menjadi salah satu
peristiwa berita mengesankan pada abad ke-20.
Pada waktu menteri Jerman Barat Genscher di Praha
berpidato akan membawa sebagian masyarakat yang berada di kedutaan Jerman Barat
di Praha dengan menggunakan kereta. Kemudian pada akhir 1989 mulai terjadi
demonstran besar-besaran. Kemudian kompleksnya masyarkat, demonstran, polisi,
dan politisi untuk membicarakan tentang bersatunya Jerman kembali tanpa ada
kekerasan.
Akhirnya 3
Oktober 1990 penggabungan Jerman Barat dan Jerman Timur. Pertama kalinya
sejarah Jerman revolusi damai merubah dunia dan runtuhnya Tembok Berlin
merupakan simbol terbesar usainya perang dingin.
Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada
tanggal 3 Oktober 1990 ketika enam negara bagian Jerman Timur (Bundesländer);
Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan
Berlin bersatu secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman
Barat), memilih salah satu dari dua opsi yang diterapkan dalam Konstitusi
Jerman Barat (Grundgesetz).
Untuk memudahkan proses ini dan untuk meyakinkan
negara-negara lain, Jerman Barat membuat beberapa perubahan kepada
"Undang-undang Dasar". Pasal 146 diubah sehingga Pasal 23 dari
konstitusi yang berlaku bisa dipakai untuk Penyatuan kembali. Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah
Jerman menanda tangani sebuah perjanjian dengan Polandia yang menyangkut
perbatasan mereka yang dikenal sebagai Perbatasan Oder-Neisse, dan demikian,
melepaskan tuntutan mereka untuk Silesia, Pomerania, Danzig (Gdańsk), dan
Prusia Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar